Cerita Mantan Pengemudi Taksi Online Ikut Tes Program Pra-Kerja

Ade Bakti sumringah ketika membaca iklan layanan informasi program Pra-Kerja di media sosial. Namun perjuangan Bakti untuk
mendaftarkan diri ke program tersebut tidak mudah. Situs pendaftaran bermasalah ketika pendaftaran gelombang pertama dibuka pada akhir pekan lalu.

“Katanya dibuka Sabtu, tapi baru bisa dibuka Minggu. Saya coba daftar, enggak bisa masuk, karena mungkin penuh, banyak yang akses bersamaan,” ujarnya kepada Tempo, kemarin. Setelah berkali-kali mençoba, pria berusia 37 tahun ini baru berhasil mendaftar pada Senin dinihari.

Berbekal telepon seluler pintar, mantan pengemudi taksi online itu mengikuti setiap langkah pendaftaran, termasuk mengisi data diri dan mengikuti tes kemampuan dasar, “Isi tesnya soal-soal matematika, seperti pembagian dan juga pengetahuan umum,” katanya.

Ada juga soal berbentuk pilihan ganda, yang di dalamnya berisi pertanyaan yang berhubungan dengan program Kartu Pra-Kerja.

Baca Juga :  Go-Jek Memilih Skema Backdoor Listing untuk Melantai di Bursa

“Ada juga pertanyaan ‘dana insentif nanti akan digunakan untuk apa’, misalkan untuk biaya kebutuhan sehari-hari, mengikuti pelatihan, atau membuka usaha,” ujar Bakti.

Setelah semua proses selesai dilakukan, notifikasi melalui e-mail dan SMS diterima Bakti, yang menyatakan data miliknya tengah dievaluasi.

Bakti merupakan satu dari 5.923.350 pendaftar program Kartu Pra-Kerja gelombang pertama. Pendaftaran gelombang ini resmi ditutup kemarin tepat pukul 16.00.

Direktur Eksekutif Manajemen Pelaksana Program Kartu Pra-Kerja, Denni Puspa Purbasari, menyampaikan bahwa, dari jumlah tersebut, 3.269.445 pendaftar telah melakukan verifikasi nomor induk kependudukan (NIK), dan yang lolos kriteria sebanyak 2.061.500. Dari jumlah itu, hanya 200 ribu peserta atau sepersepuluh yang akan diterima dalam gelombang perdana ini.

“Kami menyadari bahwa yang membutuhkan dan terkena dampak Covid-19 banyak sekali, sehingga ketika akses dibuka, siapa saja bisa mendaftar dan memiliki probabilitas yang sama untuk dipilih,” ujar dia. Denni memastikan proses penjaringan peserta berlangsung transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Baca Juga :  Respon Menohok dari Netizen Menanggapi Demonstrasi Angkot di Malang

“Tidak ada pendaftaran melalui jalur belakang.”

Direktur Komunikasi Manajemen Pelaksana Pra-Kerja, Panji Winanteya Ruky, menjelaskan, dalam melakukan verifikasi calon peserta, proses yang dilalui adalah pengecekan database kependudukan di Kementerian Dalam Negeri, Data Pokok Kependidikan (Dapodik) di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) di Kementerian Sosial.

Panji mengatakan hal itu dibutuhkan untuk memastikan bahwa peserta tidak sedang menempuh pendidikan sekolah atau kuliah, serta belum pernah menerima bantuan sosial pemerintah dalam bentuk apa pun.

Adapun pengumuman peserta yang diterima dalam gelombang pertama akan diumumkan hari ini. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto berujar, bagi peserta yang diterima, dapat langsung menggunakan bantuan pelatihan di delapan mitra platform digital yang diinginkan.

Baca Juga :  Valuasi Go-Jek Terus Melambung, Berikut Sosok di Belakang Go-Jek

Pembayaran pelatihan di platform tersebut nantinya akan dilakukan menggunakan Kartu Pra-Kerja, yang terdiri atas kode unik 16 angka. “Untuk calon peserta yang belum diterima, dapat mendaftar di gelombang selanjutnya dan tidak perlu mengulang proses pendaftaran,” kata Airlangga.

Pendaftaran gelombang kedua dijadwalkan akan dibuka pada Senin, 20 April 2020, pukul 08.00 hingga Kamis, 23 April 2020, pukul 16.00. Airlangga menambahkan, gelombang pendaftaran Kartu Pra-Kerja akan dibuka setiap pekan sampai minggu keempat November 2020.

“Kami juga akan mengevaluasi setiap minggu perihal mekanisme pendaftaran, kapasitas, termasuk metode penyaluran dana insentif ke rekening peserta.”

Artikel ini telah tayang di https://koran.tempo.co/read/laporan-utama/451936/berbondong-bondong-mendaftar-pra-kerja?

transonlinewatch

Loading...