Cerita Driver Gojek Antarkan Bansos di Kota Cirebon, Kaget yang Dituju Ternyata…

DISTRIBUSI: Persiapan penyaluran bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui PT Pos Indonesia. FOTO: ABDULLAH/RADAR CIREBON

Meski terjadi pro-kontra, terutama kuota penerima yang tak sesuai, paket bantuan itu tetap dikirimkan. Sejumlah driver ojol dari Gojek ditugaskan untuk bergerilya mengantarkan bantuan itu. Dan, gang sempit, calon penerima yang sudah pindah alamat hingga sudah meninggal dunia, menjadi fakta nyata yang ditemui para driver ojol itu di lapangan.

Untuk Kota Cirebon, Gojek menunjuk sebanhak 10 orang motoris untuk mengantar bansos tersebut. Salah satunya Suparjo.

Ia mengaku ditunjuk langsung oleh kantor Gojek untuk membantu Kantor Pos mengirimkan bantuan itu.

Karena ditunjuk langsung dari kantor Gojek, ia menerima dengan senang hati, walaupun sebenarnya ongkos sekali kirim terhitung kecil. Ia mengambil “pekerjaan” itu karena juga ingin membantu sesama di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga :  Salut! Tak Jadi Demo, Ojek Online Justru Ikut Membantu Mengamankan Pembukaan Asian Games 2018

Sekali mengirim bansos ke calon penerima, Suparjo dibayar Rp11 ribu. Dalam sehari dirinya bisa sampai 10 lokasi. Honornya dibayar hari itu juga.

Ia menceritakan, mengirimkan bansos harus sesuai alamat yang sudah diterimanya dari Kantor Pos. Satu paket yang ia bawa berupa satu dus berisi sembako, telur, dan uang tunai sebesar Rp150 ribu. Bantuan harus diterima sesuai nama yang tertera.

Saat menyerahkan harus ada proses laporan, termasuk dalam bentuk foto. Biasanya akan terkoneksi langsung ke Kantor Pos sebagai bahan laporan.

Sejak awal mengantar bansos bukan berarti berjalan mulus. Dirinya dua kali mengalami penolakan dari warga. Hanya saja yang menolak itu sebenarnya bukan calon penerima, akan tetapi malah tetangga calon penerima.

Baca Juga :  Duh! lagi Antar Makanan, Driver Ojek Online Kota Palangka Raya Dikeroyok Preman Komplek

Namun, Suparjo tetap tenang dan berusaha memberikan penjelasan. Karena di balik penolakan, ia yakin karena kesalahpahaman.

“Saya coba menerangkan bahwa bantuan tidak hanya dari gubernur tapi ada bantuan dari pemerintah pusat termasuk pemerintah kota akan menyusul. Setelah diberikan penjelasan akhirnya mau menerima penjelasan dan tidak lagi menolak,” ungkap Suparjo.

Cerita lainnya, Suparjo pernah mengirimkan bansos ke alamat tertera, akan tetapi begitu sampai ke lokasi, ternyata orangnya sudah pindah. Yang mengagetkan lagi, ada yang sudah meninggal dunia.

Kalau calon penerima sudah pindah, maka Suparjo harus menanyakan alamat orang tersebut ke warga lainnya. Sehingga ditemukan dan menyerahkan bantuan tersebut.

Sedangkan calon penerima yang tak berhasil ditemukan alamatnya, maka bansos akan dikembalikan lagi ke kantor sebagai gagal kirim dan Kantor Pos tetap membayarkan ongkos kirim.

Baca Juga :  Tarif Ojol Naik, Penumpang: "Kalau Tarif Baru Ojek Online Mahal, Saya Pilih Naik Transjakarta Saja..."

“Alamatnya kadang singkat. Jadi kadang kita harus mencari langsung karena tidak semua alamat bisa diakses melalui Google Map,” kata Suparjo.

Ia mengaku tetap menyukuri penunjukan dirinya dan teman-temannya oleh kantor Gojek. Di balik sepinya order sejak virus corona, dirinya mendapatkan rezeki melalui pengiriman bansos provinsi.

Order yang diterimanya tidak dipotong oleh Gojek karena proses pengiriman bansos ini dilaksanakan secara offline atau tak melalui aplikasi. “Karena offline maka tidak ada potongan dari kantor Gojek,” pungkasnya.

Artikel ini telah tayang di https://www.radarcirebon.com/2020/05/01/lika-liku-ojol-pengantar-bansos-provinsi-kaget-yang-dituju-ternyata-sudah-meninggal/

Loading...