Berawal dari Guyon, Sebentar Lagi Bayar Sekolah Bisa Pakai GoPay

Google Play Store Sekarang Menerima Pembayaran Dengan GoPay

Beberapa waktu lalu muncul meme kelak GoPay bakal dapat digunakan untuk bayar iuran sekolah.

Kemunculanya ketika mantan bos GoJek Nadiem Makarim diangkat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Namun berawal dari guyon, hal tersebut bakal segera jadi kenyataan.

PT Infra Digital Nusantara (IDN) yang bakal mewujudkan hal tersebut.

IDN berdiri sejak 2017 sebagai perusahaan teknologi finansial (Tekfin) di segmen pembayaran yang menyasar institusi pendidikan sebagai segmennya.

“Kami berdiri Desember 2017, namun baru resmi launching pada Maret 2018. Kami mempertemukan ekosistem pembayaran digital dan pendidikan,” kata Co Founder dan COO IDN Indah Maryani kepada Kontan.co.id, Senin (9/12).

Singkatnya, apa yang dilakukan IDN adalah mendigitalisasi aspek keuangan sekolah, dari pembukuan, laporan keuangan sampai soal belanja sekolah dan tentunya iuran sekolah.

Baca Juga :  Melalui Plesiran Bersama di Semarang, Gojek Buktikan Ekosistemnya Andal

Indah bilang saat ini setidaknya sudah ada 250 lebih lembaga mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Termasuk sejumlah lembaga pendidikan informal seperti lembaga kursus, bimbingan belajar, madrasah, dan pondok pesantren yang telah bergabung dengan jaringan IDN.

Sementara dari pihak pembayarannya, IDN juga telah menggandeng sejumlah bank besar, ritel modern, hingga platform.

Saat ini bahkan IDN tengah mengintegrasikan jaringannya dengan GoPay dan LinkAja.

“Dalam waktu dekat integration process kami dengan GoPay dan LinkAja akan rampung, mungkin awal 2020 sudah selesai.”

“Ketika selesai, maka dua e-wallet tersebut nanti akan jadi salah satu alat pembayaran iuran sekolah,” kata Indah.

Tak cuma untuk iuran bulanan sekolah, Indah bilang sejatinya layanan penagihan yang disediakan IDN luas.

Baca Juga :  Mudah Banget! Bayar Zakat Bisa dari Rumah Pakai GoPay Lewat GoBills di Aplikasi GoJek

Misalnya pembelian buku, LKS (lembar kerja siswa), seragam, atau transaksi lain yang biasanya terjadi di lembaga pendidikan.

“Target besarnya tentu setiap sekolah maupun lembaga pendidikan di Indonesia bisa memanfaatkan layanan kami”

“Tapi dalam beberapa tahu ke depan kami berharap bisa menjangkau 2.000 hingga 3.000 sekolah tambahan,” lanjutnya.

(Kontan.co.id/Anggar Septiadi)

Loading...