Analis Optimis Performa Positif GoFood Percepat Profitabilitas

Driver Gojek tengah menunggu orderan GoFood disiapkan merchant di bilangan Jalan ZA Pagar Alam, Bandar Lampung. Tribunlampung.co.id/Sulis Setia Markhamah

Performa positif GoFood yang merupakan bagian dari segmen bisnis on-demand meningkatkan optimisme percepatan profitabilitas PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Selain dominasi pasar, perseroan akan lebih mudah menjalankan strategi efisiensi biaya promo seiring bertambahnya jumlah pelanggan setia di layanan online food delivery (OFD) ini.

”GoTo mendapatkan momentum positif untuk terus merealisasikan efisiensi dari sisi biaya promo yang biasa kita kenal dengan istilah ‘bakar uang’ di layanan OFD. Saat ini perusahaan teknologi berlomba memasuki era menekan kerugian dan mencetak profitabilitas,” ujar Research Analyst MNC Sekuritas, Andrew Susilo, kepada media dikutip Senin (23/1/2023).

Bukan hanya dominasi market share, meningkatnya secara signifikan jumlah pelanggan setia GoFood membawa keuntungan dalam rangka merealisasikan upaya dimaksud. Dengan begitu, kata Andrew, kontribusi marjin kontribusi dari segmen bisnis on-demand GoTo akan semakin positif.

”Mereka sudah tidak terlalu mengejar pertumbuhan dengan segala cara. Lebih fokus mengembangkan basis pelanggan setia yang akan akan tetap menggunakan layanannya karena kualitas produk. Bukan karena promo potongan harga,” terangnya.

Situasi ini yang menurut Andrew harus menjadi fokus investor ke depan dalam menilai saham teknologi seperti GOTO. “Untuk melihat perusahaan yang dapat mempertahankan keunggulan kompetitifnya,” imbuhnya.

Terpisah, praktisi pasar modal, Yazid Muamar, menilai kenaikan bisnis OFD GoTo merupakan sinyal positif. Sebab dari lini bisnis tersebut terdapat dua sumber pendapatan yaitu margin layanan dan biaya layanan. “Dari sisi jasa, GoFood akan memperbaiki laporan keuangan GOTO sehingga hasil dari OFD itu akan lumayan besar pengaruhnya,” ucapnya.

Didukung juga dengan pertumbuhan industri OFD yang prospek positifnya masih akan terus berlanjut. Riset e-Conomy SEA 2022 yang dikeluarkan Google, Temasek, dan Bain, menyatakan permintaan pada sektor OFD di tahun 2023 akan kembali ke garis tren pertumbuhan sebelum pandemi, setelah peningkatan drastis yang terjadi selama pandemi.

”Saya lihat sih harga saham GOTO mulai mengalami tren naik. Terlebih beberapa analis baik dari sekuritas asing maupun dalam negeri merekomendasikan buy (beli). Jadi ada kemungkinan sahamnya memasuki tren naik,” ulasnya.

Yazid melihat dalam jangka pendek level support saham GOTO di harga Rp 110 dengan resistance Rp 120. Jangka menengah ada potensi di rentang Rp 130 – Rp 140. “Apalagi jika laporan keuangan kuartal I-2023 membaik sebab GOTO mulai merapikan kinerja,” ungkapnya.

Sebelumnya, manajemen GoTo memang baru saja mengumumkan bahwa nilai transaksi GoFood di Indonesia dan Vietnam tumbuh di atas rata-rata industri OFD di Asia Tenggara pada 2022. Didorong oleh pertumbuhan proporsi pelanggan setia GoFood Indonesia yang naik menjadi 52% tahun 2022 dibandingkan 38% pada 2021.

Paket langganan GoFood PLUS di 2022 meningkat 60% dibanding tahun sebelumnya dan permintaan yang meningkat tersebut mendorong ekspansi Dapur Bersama GoFood hingga tumbuh 170% di tahun 2022. Total menjadi 73 lokasi Dapur Bersama yang tersebar di 12 kota besar di Indonesia.

Pada saat yang sama, jumlah mitra usaha kuliner GoFood di Indonesia pada 2022 meningkat sebanyak 45% dibanding 2021.

Economic Research Lead Tenggara Strategics, Stella Kusumawardhani, mengatakan peningkatan porsi dan jumlah pelanggan setia GoFood sebagai sesuatu yang sangat positif karena akan membantu platform OFD untuk mempertahankan bahkan meningkatkan pendapatannya.

”Memang dari hasil penelitian Tenggara Strategics terkait OFD di Indonesia tahun lalu, GoFood menjadi platform OFD most preferred, terutama di kalangan menengah atas. Segmen konsumen ini cenderung less sensitive terhadap perubahan harga dibanding segmen lainnya,” jelasnya.

Maka, Stella meyakini, pengurangan biaya promo yang dilakukan tidak akan berpengaruh besar terhadap penggunaan dan daya beli konsumen GoFood. ”Pengaruhnya tidak sebesar terhadap segmen menengah bawah,” terusnya.

Selain itu, Stella menilai kemampuan teknologi juga memiliki pengaruh besar dalam dominasi GoFood di industri OFD. ”Teknologi tentu penting untuk mem-personalize strategi promo sehingga promo tersebut tepat sasaran. Ini akan membantu GoFood untuk mengalokasikan anggaran promo secara lebih efektif,” ungkapnya.

Seperti diketahui, GoFood mengembangkan teknologi machine learning untuk alokasi promo yang lebih efektif ke calon pelanggan (potential user), pelanggan baru (new user) maupun yang telah menjadi pelanggan GoFood (existing user) yang dapat didorong menjadi pelanggan setia.

Tujuannya untuk meningkatkan efisiensi dari promo yang dilakukan secara mandiri oleh mitra usaha GoFood (merchant funded promo) dalam membantu meningkatkan pendapatan mitra usaha sekaligus menekan biaya pemasaran merchant.

”Saya melihat industri OFD masih memiliki prospek cukup cerah di tahun ini. Namun, yang perlu diperhatikan tahun ini adalah harga transportasi yang akan meningkat. Sehingga, ini akan berpengaruh secara langsung terhadap segala layanan yang menggunakan jasa pesan-antar seperti OFD dan e-commerce,” tuturnya.

(tow) Artikel ini telah tayang di investor.id

Loading...