11 Stasiun yang Paling Sering Menjadi Tujuan Penumpang GoRide di Jabodetabek

Mitra Gojek menunggu penumpang di titik jemput GoRide Instan Stasiun KRL Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (17/6/2020). Tribunnews/Irwan Rismawan

Kebutuhan layanan transportasi jarak pendek ke titik perhentian angkutan umum makin besar. Hal ini dibuktikan dengan penggunaan fitur layanan angkutan sebuah perusahaan berbasis teknologi informasi. Titik tujuan itu paling banyak dituju pengguna fitur belakangan ini.

Gojek Indonesia, perusahaan berbasis teknologi informasi, menilai penggunaan fitur ojek online atau GoRide beriringan dengan layanan moda angkutan umum. Pihak manajemen Gojek memaparkan jumlah perjalanan layanan GoRide menuju perhentian angkutan umum adalah yang terbanyak sejak 2019.

Data itu disampaikan Gojek Indonesia dalam webinar ”Gojek dan Masa Depan Integrasi Antar-Moda Transportasi Publik di Jabodetabek”, Selasa (4/8/2020), yang menyebutkan ”Sejumlah fitur transportasi, seperti GoRide, menyambungkan rute perhentian halte atau stasiun yang sebelumnya jauh dari rumah.

Baca Juga :  Ada- ada Aja, Pesan Ojek Online Bukan Dibonceng Malah Ditarik

Pada masa pandemi Covid-19, perjalanan dari dan menuju stasiun kereta juga cukup banyak dilakukan warga wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek),” kata Raditya dalam sesi webinar, Selasa siang, seperti dilansir dari kompas.id.

Survei internal Gojek juga memperlihatkan ada 11 stasiun yang menjadi lokasi paling sering untuk perjalanan di Jabodetabek. Lokasi tersebut meliputi Stasiun Bekasi, Stasiun Tanah Abang, Stasiun Manggarai, Stasiun Tebet, Stasiun Palmerah, dan Stasiun Rawa Buntu. Selain itu, ada Stasiun Bogor, Stasiun Gondangdia, Stasiun Kebayoran, Stasiun Depok Baru, serta Stasiun Gambir.

Dengan sejumlah lokasi tersebut, Raditya memandang, Gojek sebagai moda penghubung awal dan akhir perjalanan (first mile-last mile) akan semakin tumbuh seiring perkembangan infrastruktur transportasi kota. Dia menyebutkan, perjalanan dengan fitur transportasi dari dan menuju perhentian angkutan umum tumbuh 46 persen setiap tahun sejak 2019.

Baca Juga :  Apresiasi untuk Mitra Driver Gojek, BTS ARMY Serahkan Bantuan Lebih dari Rp159 Juta

Gojek pun menyasar para pengguna angkutan umum dengan fitur GoTransit, yakni fitur integrasi sejumlah moda transportasi untuk destinasi tertentu. Misalnya, menggabungkan fitur GoRide dengan rute angkutan bus Transjakarta, kereta, yang biasa digunakan oleh kaum pelaju.

”Inisiatif GoTransit tersebut dilakukan untuk berkolaborasi dengan operator transportasi umum dan pemerintah agar pengalaman bertransportasi tidak ada gangguan lagi. Dari aplikasi, misalnya, kami turut merekomendasikan rute dengan jumlah transit paling sedikit dan ada pembaruan informasi seputar Covid-19,” ucapnya.

Inisiatif mempermudah perjalanan juga dilakukan lewat titik jemput di setiap perhentian angkutan umum. Warga dapat menggunakan fitur GoRide Instan untuk mendapatkan ojek daring lewat pencocokan kode tertentu secara tatap muka sehingga tidak perlu waktu lama saat pesan kendaraan.

Baca Juga :  Benarkah Ojol Butuh ini?

Manfaat integrasi

Data Badan Pusat Statistik pada 2019 menunjukkan, alasan utama konsumen tidak beralih menggunakan transportasi publik disebabkan oleh waktu tempuh yang lama (36,6 persen). Ada pun alasan lain, yaitu tidak praktis (34,9 persen), jauhnya akses ke kendaraan umum (8,4 persen), dan biaya lebih mahal (7,1 persen).

(TOW)

Loading...