Waduh, Mobil Taksi Online di Pangkalpinang Terancam Ditarik Leasing

Penghasilan sopir berbasis online di Pangkalpinang tidak semulus yang diharapkan.

Justru mereka tidak sanggup membayar cicilan kredit mobil lantaran penumpang sepi.

Ditambah lagi, saat ini banyak yang bergabung sebagai sopir taksi online.

Hal itu diungkapkan Johan (37), driver taksi online yang tinggal di Kawasan Taman Sari, Kota Pangkalpinang, Kamis (7/2/2019).

Dia mengaku mobil miliknya, ditarik perusahaan pembiayaan otomotif atau leasing lantaran tidak sanggup membayar cicilan kredit.

Ayah empat orang anak ini mengatakan, sopir taksi online merupakan pekerjaan utamanya mencari nafkah.

Dia bekerja setiap Senin sampai Sabtu, mulai pukul 07.30 sampai 23.00.

Johan mengaku pernah pulang tanpa membawa uang sepeser pun.

“Pernah beberapa kali tidak mendapatkan orderan, jadi pulang-pulang tidak bawa uang sama sekali,” ungkap Johan.

Baca Juga :  Peduli Mitra, Go-Jek Sediakan Tabungan, Asuransi, dan Kuota Murah

Selain itu, masyarakat di Pangkalpinang sudah banyak yang memiliki kendaraan pribadi.

Johan menyebutkan, pendapatan yang berkurang juga disebabkan tidak berlakunya lagi insentif.

Insentif berlaku hanya per 3 bulan sejak pertama keluarnya taksi online.

“Dulu awal- awal buka enak ada insentif Rp 400.000 per bulan. Jadi kita ini ditargetkan sehari dapat 16 penumpang. Dulu mendapatkan penumpang itu mudah, namun sekarang karena sudah banyak driver taksi online yang bergabung mungkin jadi dihapuskan,” katanya.

Pria yang sekitar satu tahun bergabung dengan taksi online ini mengaku, paling sedikit sehari dapat mengangkut tiga penumpang saja.

Rata-rata pendapatan kurang lebih Rp 100.000, tergantung rute perjalanan.

Pemilik rambut lurus ini mengaku banyak suka dan duka menjadi seorang driver taksi online.

Baca Juga :  Insentif Tidak Transparan, Puluhan Mitra Grab Protes ke Manajemen

“Kalau dukanya terkadang ada yang beda pemesanan titik temu dengan kenyataannya. Ada yang iseng juga minta jemput, saat sampai tidak ada orangnya. Kalau sukanya ada yang tarifnya Rp 20 ribu dikasih Rp 30 ribu, saat pemesanan titik sampainya jauh tahu-tahu dekat,” ujarnya.

Sama halnya dengan Dodi (30), driver taksi online yang tinggal di Selindung ini.

Dia mengaku pendapatannya terkadang tidak sebanding dengan pengeluarannya.

“Ini mobil juga kredit, jadi pendapatannya itu harus dibagi dengan bayar kredit mobil, sama bensin juga,” ungkap pria berperawakan kurus ini.

(tribunnews/tow)





Loading...