Transportasi Online di Jabar Dibekukan, Pengemudi Ini Mengaku Tidak Berpenghasilan

Imbauan pemberhentian sementara operasional transportasi online yang dikeluarkan oleh Dinas Perhubungan Jawa Barat menimbulkan beragam efek.

Satu di antaranya tentu dialami oleh pengemudi transportasi online itu sendiri. Media berkesempatan untuk berbincang dengan seorang pengemudi taksi online bernama Doni (36), Kamis (12/10/2017) di kawasan Jalan BKR Kota Bandung.

“Selama empat hari ini ya memang kami tidak memiliki penghasilan,” ujar Doni kepada Tribun Jabar.

Akibat tidak memiliki penghasilan sebagai pengemudi taksi online selama empat hari ini, lanjut Doni, ia kerap kali ditanyakan oleh istrinya.

Baca:

Baca Juga :  Koordinasi dengan Kominfo, Kemenhub Akan Sanksi Grab

Doni pun mengaku hanya bisa pasrah dengan keadaan saat ini. Solusinya, ia hanya bisa mengadu dan berkumpul dalam komunitas sesama pengemudi taksi online yang diikutinya.

Selama empat hari ini pun, komunitas yang diikutinya selalu mengadakan perkumpulan rutin di sebuah warung kopi.

“Paling kegiatan kita seperti ini. Diskusi. Kemarin juga kami cuma ngaliwet (makan bersama dalam tradisi masyarakat Jawa Barat),” ujar Doni.

Untuk menutupi tidak adanya penghasilan selama empat hari, nantinya Doni pun harus menggantinya dengan cara tetap bekerja pada saat hari libur.

Namun, itu tentu saja dilakukannya setelah taksi online benar-benar telah diperbolehkan untuk beroperasi.

Menjadi pengemudi taksi online, menurut Doni juga harus pandai menghitung pengeluaran dan pemasukan agar dapat keuntungan.

Baca Juga :  Demonstrasi Driver Grab Rusuh dan Bikin Macet, Begini Tanggapan Kemenhub

“Orang bilang kan jadi pengemudi taksi online itu enak. Padahal kita harus pandai matematika. Kita harus perhitungkan pengeluaran,” ujar Doni.

Menurut Doni, ada kalanya bonus yang sudah dikumpulkan olehnya, dihanguskan oleh sistem yang diberlakukan perusahaan penyedia aplikasi karena mendapatkan penilaian buruk dari pelanggan.

Baca: Tendang Bos Kedai Es Krim, Pengemudi Grab Didenda

Kemudian, Doni juga kadang jengkel saat ada pelanggan yang tiba-tiba membatalkan pesanan. Hal itu yang membuat penilaiannnya semakin buruk.

Terkait polemik yang sedang terjadi mengenai pertentangan pengemudi transportasi daring dan pengemudi transportasi konvensional, Doni hanya bisa berharap hal tersebut segera berakhir.

“Saya sebenarnya kalau ada aksi demo dari pengemudi taksi online atau dari mana pun ya kurang setuju. Karena ngapain gitu kan? Yang resah dan repot masyarakat juga kan,” katanya.

Baca Juga :  Keren! Berprofesi Menjadi Driver Transportasi Online, Ibu Ini Bisa Sekolahkan Anaknya

(tribunnews/tow)

Loading...