Kemarin, Rabu (19/9) bukan kali pertama para mitra pengemudi ojek online mengadakan unjuk rasa di kantor penyedia aplikasi ride-hailing. Namun, Grab mengatakan massa pendemo jumlahnya semakin menurun dari waktu ke waktu.
Hal ini diungkapkan oleh managing director Grab Indonesia Ridzki Kramadibrata saat dimintai tanggapannya soal unjuk rasa hari ini. Menurutnya, dukungan terhadap para pendemo terus menurun.
“Dukungan [terhadap pendemo] sudah menurun. Saya lihat cuma puluhan yang datang di aksi ini […] jumlah mereka semakin sedikit dari bulan ke bulan,” ujar Ridzki saat dihubungi media, Rabu (19/9).
Unjuk rasa yang diselenggarakan oleh Gerakan Aksi Roda Dua (Garda) tersebut bertujuan untuk menuntut keadilan dan transparansi perjanjian kemitraan antara aplikator dan mitra pengemudi, menuntut kenaikan tarif dasar, dan menuntut aplikator untuk menghilangkan potongan komisi 20 persen yang selama ini diberlakukan.
Ridzki mengungkapkan bahwa sudah berkali-kali mereka melakukan unjuk rasa dengan tuntutan yang sama, dan sudah berkali-kali pula pihak Grab memberikan penjelasan kepada mereka.
Lebih lanjut, ia menyayangkan tindakan anarkis yang dilakukan oleh para pendemo, dan mempertanyakan apakah perwakilan yang berjumlah sedikit dan bersikap anarkis ini yang harus didengarkan aspirasinya oleh Grab.
“Kami tidak perlu lagi mendengarkan masukan dari mereka, karena [mereka hanya] sebagian dan tidak mewakili perwakilan dari puluhan ribu maupun ratusan ribu pengemudi. Ngapain juga mendengarkan mereka, nanti merugikan puluhan ratusan ribu pengemudi lainnya,” pungkasnya.
Menanggapi jumlah peserta aksi unjuk rasa yang semakin sedikit, sejumlah pengemudi ojek online mengaku pihaknya memilih untuk tidak ikut serta dalam unjuk rasa hari ini. Sukoso, Bagiyo, dan Muhammad Teddy, hanya tiga dari sekian banyak pengemudi Grab yang memilih untuk tetap beraktivitas seperti biasa dan tidak ikut turun ke jalan.
Sukoso mengaku mengetahui rencana unjuk rasa yang dilakukan rekan sesama pengemudi. Namun ia memilih untuk tetap menerima orderan seperti hari-hari sebelumnya.
“Tahu [hari ini ada demo], tapi saya memilih untuk tetap narik (mengangkut penumpang) karena saya merasa percuma saja karena manajemen kerap tidak mau mendengar aspirasi dari pengemudi,” akunya kepada media.
(cnnindonesia/tow)