Perusahaan Teknologi Terbesar, CEO Ingin Jadikan GoTo Warisan Bagi Indonesia

Foto: GoTo

Pertumbuhan cepat yang dialami GoTo selama beberapa tahun terakhir menjadikannya dikenal sebagai salah satu perusahaan teknologi terbesar asal Indonesia di kancah internasional. Namun, CEO GoTo Andre Soelistyo ingin terus mengembangkan GoTo agar bisa menjadi warisan bagi Indonesia.

Andre yang terpilih memimpin GoTo ini mengaku sadar tentang pentingnya mengambil langkah-langkah strategis agar perusahaannya bisa mencetak laba. Sehingga bisnisnya tumbuh secara berkelanjutan. Akan tetapi, ia tak ingin hanya berhenti di situ.

“Saya ingin GoTo dikenal sebagai perusahaan yang mampu meraup keuntungan sambil memberikan dampak yang berarti bagi orang-orang di dalam ekosistemnya. Making profit while doing good,” kata Andre dalam siniar Endgame yang dipandu Gita Wirjawan, dikutip Kamis (2/2/2023).

Selain menargetkan untuk mencapai margin kontribusi positif di tahun 2024, GoTo juga telah menyusun strategi untuk bisa memberikan dampak maksimal. Baik dari sisi sosial ekonomi maupun lingkungan melalui komitmen Three Zeros.

Melalui komitmen tersebut, ungkap Andre, GoTo berupaya memberdayakan semua orang di dalam ekosistemnya sambil terus mengurangi dampaknya terhadap lingkungan dengan cara mengurangi sampah dan mencapai nol emisi karbon. Serta menghilangkan hambatan bagi semua orang untuk ambil bagian dalam kegiatan ekonomi.

GoTo menargetkan perusahaannya untuk mencapai nol emisi karbon pada tahun 2030 melalui upaya pengendalian sampah. Juga mengembangkan transportasi ramah lingkungan melalui Electrum, perusahaan patungan (joint venture) bersama PT TBS Energi Utama Tbk.

Sementara dari sisi sosial ekonomi, GoTo terbukti berhasil memberdayakan 2,6 juta mitra pengemudi dan 15,1 juta pedagang yang terdaftar di dalam ekosistemnya. Perusahaan yang menaungi Gojek, Tokopedia, dan GoTo Financial (GTF) ini juga berkontribusi sekitar 2 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia di tahun 2021.

“Saya juga bersyukur sekali para investor pra-IPO kami merestui pembentukan dana abadi (endowment fund) GoTo Future Fund untuk mendukung pencapaian komitmen kami terhadap dampak sosial dan lingkungan,” papar Andre.

Lebih lanjut, Alumni University of Technology Sydney, Australia ini meyakini cita-cita luhur GoTo yang ia impikan dapat dicapai dengan berpegang teguh pada nilai yang dianut perusahaan. Tujuannya adalah agar perusahaan tetap memiliki jiwa yang bisa menjadi identitas dan DNA GoTo yang konsisten, tak peduli siapa yang duduk di pucuk kepemimpinan perusahaan.

Adapun salah satu nilai yang dipegang teguh dan terus ditanamkan di dalam perusahaan adalah gotong royong. Nilai ini dikenal di dalam perusahaan dengan falsafah ‘it’s not about you’.

“Kami memupuk nilai bahwa kesuksesan yang diraih bukan hanya karena satu orang semata, tapi karena hasil kerja sama tim,” kata Andre.

“Kami juga menanamkan bahwa kesuksesan yang diraih tak hanya untuk dinikmati sendiri, tapi juga untuk dinikmati oleh para stakeholder yang kami layani: mitra pengemudi, pedagang dan konsumen agar mereka terus berdaya,” sambungnya.

Andre pun beraspirasi agar GoTo bisa mencetak talenta-talenta terbaik bagi Indonesia. Ia bahkan berharap talenta tersebut mampu mendirikan perusahaan-perusahaan yang lebih besar dari GoTo di masa depan, yang bisa menjadi warisan selanjutnya untuk Indonesia.

(tow) Artikel ini telah tayang di detik.com

Loading...