Transonlinewatch.com – Tenggara Strategics, badan riset bagian dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Universitas Prasetiya Mulya memprediksi layanan pesan antar makanan online masih menjadi pilihan meskipun pandemi COVID-19 berakhir. Hal tersebut dituangkan berdasarkan riset bertajuk ‘Survei Persepsi & Perilaku Konsumsi Online Food Delivery (OFD) di Indonesia’.
“Layanan pesan-antar makanan secara online atau online food delivery merupakan salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi digital dan penggerak perekonomian di tengah masyarakat. Di tengah pandemi, layanan OFD terbukti menjadi penyelamat masyarakat yang harus beraktivitas dari rumah dan penyelamat UMKM untuk bisa tetap berbisnis,” kata Direktur Eksekutif Tenggara Strategies Riyadi Suparno dalam keterangan tertulis, Rabu (22/6/2022).
Ia menuturkan dari hasil riset tersebut, selama pandemi, GoFood berada di puncak layanan pesan antar makanan di Indonesia dengan nilai transaksi terbesar. Bahkan, pada 2021 tercatat nilai transaksi pesan-antar makanan (GMV) yang terjadi di sektor OFD sebesar Rp 78,4 triliun.
Dari GMV tersebut, GoFood berkontribusi hingga Rp 30,65 triliun, lebih besar dibanding platform lain seperti Shopee Food Rp 26,49 triliun dan Grab Food Rp 20,93 triliun.

“Kami kemudian melakukan riset untuk mengetahui, apakah pasca pandemi layanan OFD akan tetap diminati mengingat ada perubahan perilaku di mana masyarakat sudah mulai kembali bekerja di kantor, beraktivitas di luar rumah serta adanya relaksasi regulasi dalam bepergian. Jawaban yang kami dapat dari riset ini adalah masyarakat tetap meminati layanan OFD karena kenyamanan dan kemudahan yang ditawarkan,” katanya.
Sementara itu, Economic Research Lead, Tenggara Strategics Stella Kusumawardhani menjelaskan layanan pesan antar makanan daring sudah tidak terpisahkan oleh keseharian masyarakat. Bahkan OFD cenderung membantu masyarakat dalam meningkatkan produktivitas mereka.
“Layanan online food delivery digunakan oleh hampir seluruh lapisan masyarakat berpenghasilan tetap. Di mana, mayoritas pengguna adalah Generasi Z (43%) dan milenial (39%),” ujar Stella.
Terkait tiga brand tersebut, ia menjelaskan hasil riset menyebutkan, GoFood menjadi top of mind 50 persen dan paling banyak di download sebanyak 76 persen oleh responden.
“Kami memperkirakan industri OFD juga akan terus bertumbuh. Hasil survei kami menemukan mayoritas konsumen (99%) berniat terus menggunakan dan meningkatkan penggunaan (96%) layanan OFD di masa-masa mendatang,” ungkap Stella.
Research Fellow, Tenggara Strategics Handyanto Widjojo menambahkan salah satu daya tarik masyarakat akan terus menggunakan layanan tersebut karena kenyamanan dan kemudahan yang diberikan penyedia layanan pesan antar makanan daring.
“Sekalipun penelitian dilakukan di masa pandemi, saya kira beberapa hal yang tadi disebutkan, seperti kenyamanan dan kemudahan, akan tetap menjadi pertimbangan konsumen di periode berikutnya karena kebiasaan tersebut sudah terbentuk, apalagi untuk hal yang ada hubungannya dengan makanan,” tutup Handyanto.
Riset tersebut dilakukan menggunakan metode wawancara tatap muka oleh pewawancara terlatih dengan responden mencapai 1.200 orang tersebar di enam kota yang dilakukan pada 10-14 Januari 2022. Riset ini turut memiliki tingkat kepercayaan 95 persen dengan batas kesalahan MoE +/- 2.8%.
(tow) Artikel ini telah tayang di detik.com