Nadiem Makarim Diprediksi Forbes Sebagai Salah Satu Orang Terkaya di Indonesia

Majalah Forbes kembali merilis daftar orang terkaya di Indonesia. Dari daftar tersebut, dapat disimpulkan 50 orang terkaya berusia rata-rata 68 tahun dan 37 di antaranya berusia di atas 60 tahun, sedangkan kekayaan pebisnis muda jarang terjadi.

Namun, meski demikian, terdapat tiga pengusaha dengan bisnis yang sedang booming, dua di bidang teknologi dan satu di ritel mewah–yang diprediksi usahanya akan terus meningkat dan bisa saja masuk ke dalam orang terkaya Indonesia 2018 nanti.

Siapa sajakah orang tersebut? Melansir laman forbes.com, Rabu (6/12/2017), berikut ketiga pengusaha yang diprediksi bisa masuk ke dalam 50 orang terkaya Indonesia 2018 nanti:

1. Nadiem Makarim

Pria berusia 33 tahun ini mendirikan Go-Jek pada 2010. Makarim mengembangkannya dari layanan ojek online menjadi aplikasi transportasi yang sangat dibutuhkan dan dapat menyaingi Uber di Indonesia.

Pada Agustus 2016, perusahaan tersebut berhasil mengumpulkan US$ 550 juta atau Rp 7,43 triliun (kurs US$ 1=Rp 13.521) dari investor swasta dengan valuasi US$ 1,3 miliar atau Rp 17,57 triliun.

Baca Juga :  Taksi Konvensional yang Sweeping Taksi Online, Dishub Banyumas: Perilaku Main Hakim Sendiri

Aplikasi yang beroperasi di 50 kota di seluruh negeri dan mencakup layanan pengiriman makanan dan pembayaran e-mail ini dilaporkan sedang dalam proses mengumpulkan US$ 1,2 miliar atau Rp 16,22 triliun lagi dalam sebuah putaran yang dipimpin oleh raksasa layanan Internet Tencent di China dengan valuasi sebesar US$ 3 miliar atau Rp 40,56 triliun.

Makarim sendiri mendapatkan gelar M.B.A. dari Harvard dan bekerja sebagai associate di firma konsultan McKinsey sebelum terjun ke dunia startup Indonesia.

2. Hengky Setiawan

Hengky Setiawan (48 tahun) memulai karier pada 1992 dengan menjual kartu telepon prabayar dari kios mungil berukuran dua persegi. Tak disangka-sangka usahanya tersebut terus berkembang dan bahkan kini PT Tiphone Mobile Indonesia menjadi distributor kartu telepon prabayar terbesar di Indonesia.

Baca Juga :  Dituntut Open Suspend, PT Go-Jek Indonesia: Merugikan Mitra Aktif

PT Tiphone Mobile Indonesia kini telah memiliki lebih dari 450 outlet dan berhasil mengantongi pendapatan senilai US$ 2 miliar atau Rp 27,04 triliun. Hengky beserta saudara laki-lakinya, Welly dan Ferry, memiliki sekitar 50 persen perusahaan yang bernilai sekitar US$ 280 juta atau Rp 3,78 triliun.

Di perguruan tinggi, sebelum masuk ke bisnis telepon seluler, mungkin Hengky hanya menjual bagian-bagian mobil sebagai bisnis sampingan. Namun kini dia adalah Ketua Aston Martin Owners Club Indonesia, dan pada 2011 mengatakan kepada majalah Forbes Indonesia, dia memiliki 73 Mercedes-Benze, dua Harley Davidsons, dan puluhan Vespa vintage.

3. Stefanus Lo

Ayah Stefanus Lo mendirikan sebuah toko perhiasan kecil di pasar tertua di Jakarta pada 1967. Setelah lulus dari Universitas Katolik Parahyangan pada 1990 dengan gelar Sarjana Teknik Sipil, Stefanus Lo bergabung dalam bisnis keluarga dan mengubahnya menjadi PT Central Mega Kencana, peritel perhiasan terbesar di Indonesia, dengan pendapatan US$ 148 juta atau Rp 2 triliun (asumsi kurs Rp 15.532 per dolar Amerika Serikat) pada 2016.

Baca Juga :  Grab Masih Bungkam Terkait Demonstrasi Driver Ojek Online di Sleman

Perusahaan ini memiliki empat merek yang melayani berbagai kelompok pendapatan, mulai dari konsumen menengah hingga tinggi: Frank & Co, Mondial, Miss Mondial dan The Palace. Pada November 2017 lalu, perusahaan merayakan pembukaan toko ke-50.

Kekayaan Lo diperkirakan US$ 200 juta atau Rp 2,7 triliun. Menurut juru bicara perusahaan tersebut, pria berusia 50 tahun ini berencana untuk menggelar Central Mega Kencana di masa mendatang.

(liputan6/tow)

Loading...