Waduh! Gara- gara Kurangi Bonus, Ratusan Driver Grab di Kendari Terancam Gagal Nikah

Sekitar 1.000 orang driver taksi online di Kendari memprotes keras kebijakan penyedia jasa taksi online Grab, Kamis, 24 Mei 2018. Gara-gara kebijakan baru tentang bonus harian, rencana ratusan pemuda untuk menikah tahun 2019 mendatang terancam gagal.

Kebijakan baru pihak Grab dinilai merugikan sopir yang kebanyakan pria lajang. Menurut mereka, bonus harian dari Grab yang selama ini didapat bisa dipakai menabung, kini sudah tidak bisa lagi karena Grab dianggap mengurangi jumlah bonus.

Ditemui di depan Cabang Grab Kendari di Kompleks K-Toz, Jalan Saranani, Kecamatan Mandonga, ratusan pemuda sempat cuhat setengah meringis. Terhitung 23 Mei 2018, pendapatan mereka terancam jauh berkurang.

Sebelumnya, hanya beberapa bulan saja, rata-rata driver mampu mengumpulkan uang hingga jutaan rupiah. Dalam sebulan, bonus yang masuk ke rekening mereka hingga mencapai Rp 5-10 juta.

Baca Juga :  Bertabur Voucher Go-Jek Sambut Hari Pahlawan dan Harbolnas

“Sekarang, tidak lagi. Soalnya, ada aturan baru yang tiba-tiba kami terima tanpa konfirmasi dahulu,” ujar Putra Parmuntol, driver yang sudah 3 bulan menjalani profesi sopir.

Sedikit curhat Putra menceritakan, saat pertama kali diterima di Grab, dia langsung menyicil mobil dengan harga cicilan hingga Rp 4 juta perbulan. Pria bertampang alim ini mengatakan, jika tak ada aral melintang tahun depan akan menikah dengan gadis pujaannya.

“Tapi, kalau lihat bonus harian yang berkurang, kayaknya akan lama ini saya menabung pak,” katanya.

Salah seorang sopir lainnya, Swaludin Fokuni, mengaku mengubur impinnya dalam-dalam usai aturan baru bonus dari Grab resmi dirilis pada 23 Mei.

“Saya ini mobil sendiri, jadi rencana mau cicil BTN dan menikah tahun depan, kayaknya akan memakan waktu lama lagi ini,” kata Sawaluddin Fokuni.

Baca Juga :  Komunitas Driver Ojol di Bojong Gede Edukasi Warga Agar Disiplin Melakukan 3M

Sawaluddin mengatakan, bukan saja dirinya yang menunda rencana nikah. Puluhan rekannya sesama komunitas Grab juga ikut mengeluh.

Bahkan, salah seorang pengemudi Grab bernama Ade sudah menjanjikan pacarnya akan menikahinya pada akhir tahun 2018. Namun, janji tinggalah janji, wartawan salah satu media  di Kendari ini terpaksa menarik kembali kata-katanya.

“Saya sudah janji pacar saya, untung belum ketemu orang tuanya,” katanya.

Pihak Grab Kendari yang menemui demonstran, tidak bisa bisa berbuat banyak. Sebab, keputusan tentang jumlah bonus yang dianggap merugikan, adalah keputusan dari Jakarta.

Pihak Grab Kendari yang diwakili Riska mengatakan, pihaknya hanya mengikuti kebijakan Grab pusat. Semua keputusan tentang insentif terhadap mitra (sopir) diatur langsung oleh pusat.

Baca Juga :  Gunakan Kamar Kost Jadi Tempat Pesta Sabu, Driver GrabCar Diciduk Kepolisian

“Kita hanya ikut kebijakan pusat, penyebabnya sejauh ini belum ada rilis resmi jadi kami belum bisa komentar,” kata Riska.

(liputan6/tow)

Loading...