Food Jazz Project dapat Previlese dalam Go-Food

FILOSOFI nama Food Jazz Project sangatlah sederhana. Bermula sebagai proyek coba-coba yang idenya tercetus di dalam mobil bermerek terkenal. “Saya sengaja mengangkat makanan khas rumahan, namun dikemas dengan konsep fancy dan modern. Itulah alasan Food Jazz Project hadir pada awal 2016 dan memiliki tagline berbunyi Taste of Home,” ujar sang owner, Risal Rahman.

Pria yang akrab disapa Ical itu mengatakan, awalnya orderan yang datang ke Food Jazz Project hanya terbatas dari mulut ke mulut. “Biasanya ada teman order prasmanan untuk acara keluarga. Sembari berjalan, offline store pertama buka di Pujasera WIKA. Lalu, di MT Haryono. Kemudian kami membuka workshop di Daun Village, Blok E, Nomor 2. Sekarang mulai merambah ke pusat perbelanjaan, yakni di Living Plaza Balikpapan dan Pentacity Shopping Venue, juga Lays Food Complex,” sebutnya. Itu semua terjadi begitu cepat dalam jangka waktu dua tahun.

Baca Juga :  Driver Ojek Online Mulai Lirik Motor Listrik

Namun, perjalanan bisnis Ical tidak selalu mulus untuk dilewati. Banyak rintangan yang harus dihadapi, salah satunya profil konsumen Balikpapan yang bosenan. “Ditambah lagi dengan maraknya bisnis kuliner. Belum lagi saat kondisi ekonomi Balikpapan yang sangat berimbas pada daya beli masyarakat,” ungkap Ical.

Dalam kondisi tersebut, Ical mengatakan, sangat dibutuhkan inovasi dan strategi pemasaran sebagai kunci utama. “Tidak boleh mudah menyerah. Memang wajar sebagai manusia jika merasa capek. Tapi, saya mencoba untuk selalu bangkit, untuk membangun mental pejuang,” lanjutnya lagi.

Melalui kacamata Ical, dalam lima tahun terakhir perkembangan industri kuliner di Balikpapan tumbuh sangat pesat. Banyaknya pilihan kuliner yang makin variatif dan menjamur, membuatnya dan Food Jazz Project harus berusaha lebih keras agar bisa bertahan dan berkembang.

Baca Juga :  Ojek Online Peduli Citarum

Branding is important, di samping menjaga kuliatas makanan yang sudah jelas menjadi satu paket lengkap. Strategi pemasaran produk untuk branding, yakni rajin mengikuti acara kuliner mulai pada masa start up agar lebih dikenal. Lalu, join komunitas foodies untuk saling berbagi, serta belajar menjadi lebih baik,” jelas Ical.

Dia juga sering mengadakan giveaway di media dan sponsorship event yang sedang happening. “Karena itu akan menjadi nilai lebih untuk branding. Penting untuk tidak cepat puas. Inovasi dan kreativitas sangat dibutuhkan, rotasi menu dan menu seasonal pun wajib menyesuaikan kondisi pasar,” ungkapnya.

Selain pembukaan beberapa outlet, ada beberapa prestasi membanggakan yang berhasil Food Jazz Project raih dalam dua tahun terakhir ini. “Kami mendapatkan previleage untuk masuk ke laman GoFood by Go-Jek sebagai merchant story mewakili area Kalimantan. Suatu kebanggan juga bisa diliput satu stasiun televisi nasional untuk referensi kuliner. Dan kini, Food Jazz Project sudah menjadi keluarga yang besar. Semoga ada kesempatan untuk mencetak prestasi lainnya. Tunggu Food Jazz Project di kota-kota lainnya ya,” tutup Risal Rahman.

Baca Juga :  Dishub Kota Ambon Pantau Tarif Ojek Online

(prokal/tow)

 

Loading...