Kasus pembunuhan wanita sopir taksi online asal Medan, Sumatera Utara yang mayatnya dibuang di lereng Gunung Salak, Aceh Utara terus diselidiki secara intensif.
Penyidik Polres Lhokseumawe bekerja ekstra untuk mengungkap pelaku pembunuhan terhadap CYH (58), wanita yang bekerja sebagai sopir taksi online asal Medan Labuhan, Kecamatan Kota Medan, Sumatera Utara.
Mayat CYH tersebut ditemukan di kawasan lereng Gunung Salak, Desa Alue Dua, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara Minggu (6/6/2021) petang sekitar pukul 16.00 WIB.
Jasad wanita tersebut pertama kali ditemukan oleh seorang warga setempat saat hendak membuang air kecil.
Temuan jasad wanita itu sontak menghebohkan warga yang sedang melintasi lintasan jalan KKA–Bener Meriah tersebut.
Polisi menduga ibu rumah tangga yang bekerja sebagai sopir taksi online Grab tersebut dibunuh kemudian dirampok oleh pelakunya.
Seperti diketahui, mayat perempuan muda yang ditemukan di jurang kawasan wisata Gunung Salak, Gampong Alue Dua, Kecamatan Nisam Antara, Aceh Utara, pada Minggu (6/6/2021) sore, ternyata sopir taksi online Grab asal Medan Labuhan, Kecamatan Kota Medan, Sumatera Utara (Sumut).
“(Penyidik) masih melakukan penyelidikan intensif,” tulis Kapolres Lhokseumawe, AKBP Eko Hartanto melalui pesan WhatsApp kepada Serambinews.com, Selasa (8/6/2021).
“Benar, kita membentuk tim khusus untuk menangani kasus tersebut, semoga segera membuahkan hasil,” pungkas AKBP EKo Hartanto.
Dalam konferensi pers sehari sebelumnya, Kapolres Lhokseumawe menyebutkan, korban pada Kamis (3/6/2021) pagi, mengantar pelanggannya.
Tiga hari kemudian atau pada Minggu (6/6/2021)sekitar pukul 16.00 WIB, korban ditemukan warga sudah menjadi mayat di Kilometer (Km) 31, Jalan KKA-Bener Meriah, kawasan Gunung Salak.
“Mungkin karena sudah langganan, korban mengantar penumpangnya tidak lagi menggunakan aplikasi atau penumpangnya memesan secara private,” ujarnya.
“Sampai kini, kita masih mencari siapa penumpang terakhir Grab yang disopiri korban,” tukas Kapolres.
Ditanya apakah CYH merupakan korban pembunuhan, AKBP Eko Hartanto mengatakan, berdasarkan identifikasi awal memang mengarah ke korban pembunuhan.
“Hasil proses identifikasi awal, mungkin korban dirampok dan kemudian dibunuh,” beber dia.
(TOW)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com