Sejak kebijakan PSBB dan pembatasan untuk beraktivitas di luar rumah diberlakukan di beberapa daerah di Indonesia, banyak sector yang terdampak. Terutama para pekerja informal, khususnya pengemudi ojek online.
Fatoni, seorang pengemugi ojek online bercerita bahwa ia sempat putus asa dengan kondisi ini. Selama bulan Maret – April 2020, ia mengaku pendapatannya turun drastic hingga hanya Rp 20 ribu sehari.
“Biasanya Rp 100 ribu dapet.”
“Ya paling jeleknya Rp 70 ribu lah.”
“Tapi dua bulan kemarin bisa sampai Rp 20 ribu sehari.”
Namun, memasuki bulan suci Ramadan, pesan layanan antar barang mulai meningkat dibandingkan layanan antar penumpang. Rata-rata barang yang diantar yakni frozen food (makanan beku).
Kebijakan untuk melakukan aktivitas dari rumah berperan terhadap perubahan tren konsumsi dan mobilitas masyarakat. Hampir seluruh waktu dihabiskan mereka di dalam rumah.
Kondisi ini, menjadi alasan sebagian besar orang mulai berkreasi di dapur dan memasak makanan sendiri, sehingga kebutuhan makanan pun semakin bertambah.
Selanjutnya Fatoni mengatakan, di bulan Ramadhan kebutuhan makanan sangat meningkat. Namun karena kondisi sedang pandemi Covid-19, maka orang lebih memilih membeli secara daring.
“Enggak tahu kenapa, sebulan terakhir saya lebih banyak dapat pesanan untuk antar makanan.”
“Kebanyakan makanan beku.”
“Sehari bisa 6 hingga 10 kali antar makanan,” imbuhnya.
“Banyak yang butuh makanan tapi takut keluar-keluar.”
“Ini saya anggap berkah Covid-19 dan bulan Ramadan saja.”
“Walaupun buat antar penumpang masih aja tetap sepi,” ucap Fatoni.
(transonlinewatch)