Antar Penumpang Sejauh 53 KM, Driver Ojol ini Mengaku Ikhlas Tak Dibayar

Iwan Sugito Pranoto Ojol di kawasan Denpasar. ©2020 Merdeka.com

Apes, mungkin kata yang tepat untuk mengambarkan pengalaman yang menimpa Iwan Sugito Pranoto (34) seorang driver Ojek Online (ojol) di Denpasar ini.

Baru-baru ini Iwan dibohongi seorang penumpang yang minta diantarkan ke Kabupaten Bangli yang jauhnya sekitar 53 kilometer dari Denpasar.

Namun setelah sampai ditujuan, Iwan malah tidak mendapat bayaran dari penumpangnya tersebut, dengan alasan tidak memiliki uang sepeserpun.

“Iya, sampai dibuka kantong celananya nunjukin tidak punya uang,” kata Iwan pria asal Surabaya, Jawa Timur ini, saat dihubungi, Selasa (26/5).

Penumpang tersebut mengaku tak punya uang untuk membayar jasa Iwan. Sebab, penumpang tersebut baru keluar dari tahanan.

“Saya enggak bisa bayar Pak, baru lepas dari tahanan, belum tentu keluarga menerima saya,” kata Iwan menirukan penumpang itu.

Baca Juga :  Menginspirasi Milenial, Nadiem Makarim Diincar Masuk Tim Pemenangan Jokowi-Ma'ruf Amin

Seharusnya Iwan bisa mengantongi Rp250.000. Sesuai tarif yang tertera di aplikasi. Namun dia mengaku ikhlas dan tak mempermasalahkannya.

Awalnya, Iwan sedang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan minimum sembari menunggu orderan di Kota Denpasar, Senin (25/5).

Tiba di depan Lapangan Lumintang, Denpasar, ia dipanggil seorang lelaki berusia sekitar 40 tahun.

Lelaki itu meminta diantarkan ke rumahnya di Kabupaten Bangli. Iwan pun menyanggupi, maklum orderan hari itu cukup sepi.

Sebelum penumpang naik, tak ada tawar menawar harga antara keduanya.

“Emang saya enggak pernah pasang tarif untuk orderan offline sejak join GoJek, jadi ya semampunya aja pelanggan bayar, karena kemampuan ekonomi tiap orang beda-beda” kata Iwan saat dihubungi Kompas.com, Selasa (26/5/2020).

Baca Juga :  PPSU dan Ojek Online Bersihkan Tumpahan Solar yang Bikin Sejumlah Motor Berjatuhan di Underpass Pasar Minggu

Iwan pun membawa penumpang itu melewati Jalan By Pass Ida Bagus Mantra.

Di perjalanan, Iwan merasa ada yang aneh. Ketika ditanya, penumpang itu selalu menjawab iya dan terserah. Penumpang itu juga terlihat gelisah seperti orang linglung.

Tiba di perempatan Ketewel, Gianyar, Iwan menanyakan jalan yang akan diambil menuju rumah penumpang tersebut.

Tapi, penumpang itu selalu menjawab terserah.

Iwan mulai khawatir. Ketika memasuki jalan desa, Iwan berharap bertemu posko Covid-19.

“Ini bapaknya tanpa masker, siapa tahu kalau kena razia diusuruh putar balik,” kata Iwan.

Tiba di kawasan Ubud, Iwan mencoba memutar jalan. Tapi, penumpang tetap tak bergeming.

Iwan makin khawatir ketika si penumpang menyebut tak tahu jalan pulang.

Ia sempat berpikir, penumpang tersebut merupakan pasien Rumah Sakit Jiwa Bangli.

Baca Juga :  Dukung Pertumbuhan UMKM, Gojek Medan Resmikan Dapur GoFood di Percut dan Johor

Sang penumpang, kata dia, juga sempat meminta minuman botol yang dibelinya. Saat itu, ia berhenti pura-pura menyalamakan aplikasi petunjuk arah untuk mencari jalan.

“Waktu berhenti, bapak ini langsung ambil minuman saya, pak saya haus, saya minta ya,” kata Iwan menirukan.

Minuman itu diminum sampai tandas. Botolnya dibuang.

Iwan pun melanjutkan perjalanan. Penumpang itu minta diturunkan di Pasar Bangli.

Setelah turun dari motor dan melepaskan helm, penumpang itu menangkupkan kedua tangan di depan dada.

Penumpang itu meminta maaf dan mengaku tak mampu membayar jasa Iwan.

Iwan pun memaafkan penumpang tersebut. Ia mengaku ikhlas.

“Saya jawab, ya enggak apa-apa, saya ikhlas dan sudah firasat,” kata Iwan.

(transonlinewatch)

Loading...