Aksi Demonstrasi di Kantor KPU Bikin Ribet Driver Ojek Online

Kantor Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat dijaga ketat aparat keamanan sehari jelang tanggal 22 Mei. Ruas jalan Imam Bonjol yang tepan di depannya ditutup.

Aparat kepolisian bersiaga penuh di depan Kantor KPU Pusat, Selasa (21/05/2019) sore. Dua lapis kawat berduri dipasang untuk menutup akses ruas jalan Imam Bonjol menuju ke arah kantor KPU. Dua buah kendaraan water canon dan sejumlah kendaraan lapis baja turut disiapkan.

Polisi yang berjaga di depan Kantor KPU Pusat terlihat cukup santai sore ini. Mereka sempat berbaris tatkala ada belasan orang melakukan aksi singkat untuk memberikan dukungan kepada KPU. Aksi yang tak merepotkan aparat keamanan tentunya.

Baca Juga :  Gandeng Pemprov, Gojek Perkuat Perekonomian Jatim

Aksi massa menolak kecurangan Pemilu sempat diisukan digelar di KPU. Rupanya, hari ini aksi tersebut dilakukan di depan Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) di Jalan MH. Thamrin Jakarta Pusat.

Praktis, tak ada kesibukan berarti bagi aparat kepolisian yang berjaga di depan Kantor KPU Pusat. Mereka terlihat santai, sambil menanti instruksi komandannya. Ada yang bercengkerama dengan sesama rekannya, ada yang bermain dengan telepon pintarnya, ada pula yang merebahkan diri sambil memejamkan mata.

Menjelang waktu Maghrib, para polisi itu justru terlihat sibuk. Beberapa orang keluar barisan memanggil penjual asongan untuk sekadar membeli rokok.

Ternyata, ada pula yang memesan makanan melalui perantara jasa ojek online melalui aplikasi. Hal itu diketahui setelah beberapa menit menjelang azan maghrib berkumandang, sejumlah tukang ojek online datang silih berganti, tentunya dengan menenteng kantong plastik berisi makanan.

Baca Juga :  Waspada Penipuan Berkedok Pembuatan Akun Ojek Online

Tak mudah bagi para tukang ojek itu untuk menyerahkan makanan pesanan para polisi. Mereka harus melewati rintangan kawat berduri yang tak sedikit pun bisa diusik. Tak ada pilihan lain, mereka mau tak mau harus memanjat dinding bangunan di sebelah kawat berduri, untuk bisa menunaikan tugas mereka dengan selamat.

Ekspresi kesal tak bisa disembunyikan para tukang ojek online tersebut. Seperti diungkapkan Hendri, yang harus mengantarkan pesanan empat porsi martabak dari kawasan Pecenongan. Aksi panjat memanjat yang harus dilakukan, diakuinya membuat repot.

“Ngantrinya sih nggak lama, nganternya yang ribet pake manjat-manjat,” ujarnya.

“Bikin repot kalo gini mah,” imbuh Hendri.

(kiblat/tow)

Loading...