Saingan Baru Go-Jek Cs di Vietnam Dibeking Raksasa Telekomunikasi Viettel Post

Perusahaan telekomunikasi raksasa Vietnam, Viettel, melalui anak usahanya, Viettel Post, akan meluncurkan secara resmi aplikasi transportasi online bernama MyGo pada 1 Juli 2019.

Meski begitu, aplikasi saingan Gojek dan Grab ini sudah membuka lowongan pekerjaan sebagai mitra pengemudi atau driver untuk mobil maupun sepeda motor atau ojek.

Mengutip situs KR-Asia, Rabu, 19 Juni 2019, kehadiran MyGo akan meramaikan pasar ride-hailing di Vietnam. Dengan pertumbuhan ekonominya yang semakin pesat kini Vietnam menjadi pasar bagi industri ride-hailing dan antar-pesan makanan.

MyGo berjanji tidak menaikkan harga selama jam sibuk. Mereka juga memiliki posisi unik karena didukung oleh Viettel Post, yang merupakan salah satu penyedia layanan pos dan logistik besar di Vietnam, dengan cakupan nasional.

Baca Juga :  Sedih, Baru Dibeli Tiga Bulan, Motor Driver Ojol Dibawa Kabur Pencuri

Viettel Post memiliki jaringan driver yang besar dan juga memiliki platform e-wallet sendiri bernama ViettelPay yang menarik lebih dari 2,5 juta pengguna dalam waktu empat bulan sejak diluncurkan.

Berdasarkan data Google dan Temasek, kedua industri ini tumbuh US$500 juta (Rp7,02 triliun) pada tahun lalu dari sebelumnya sebesar US$200 juta (Rp2,81 triliun) di 2015. Diharapkan, pertumbuhannya meningkat empat kali lipat menjadi US$2 miliar (Rp28,1 triliun) pada 2025.

Tak pelak, MyGo akan menghadapi persaingan dengan pemain regional seperti Grab dan Go-Viet, anak perusahaan Gojek, yang resmi masuk pasar Vietnam pada September 2018.

Adapun, menurut survei perusahaan riset pasar Q & Me tentang tren aplikasi berbagi tumpangan di Vietnam menyebutkan saat ini Grab masih mendominasi pasar ride-hailing, tetapi Go-Viet telah menunjukkan perkembangan positif karena merek tersebut sekarang diakui oleh lebih dari 60 persen warga Vietnam.

Baca Juga :  Kemenhub Siapkan Aturan untuk Ojek Online

Pesaing lokal lainnya adalah FastGo. Aplikasi ini didirikan pada 2018 oleh Vietnam NextTech Group, di mana perusahaan ini sedang mengumpulkan US$50 juta (Rp702,6 miliar) dan telah berekspansi ke beberapa negara tetangga seperti Myanmar dan Singapura. Akhir tahun ini, FastGo berencana masuk pasar Indonesia, Thailand dan Filipina.

(viva/tow)

Loading...