Penting Nih, Tips Dapat Bintang 5 dari Pelanggan Ojek dan Taksi Online

Tips bintang 5 Grab dan Go-Jek. Om Bro…!! Bagi driver Grab dan Go-Jek, rating bintang 5 sangatlah penting. Hal itu terutama karena rating bintang berhubungan langsung dengan ketentuan syarat untuk mendapatkan insentif. Selain itu, rating bintang pun (kabarnya) berpengaruh pada “gacor/anyepnya” akun driver.

Meski pernyataan tersebut Mtb dapatkan bukan dari sumber terpercaya, tapi Mtb rasa cukup logis, dimana driver dengan rating bintang bagus cenderung “diprioritaskan” oleh sistem, untuk terlebih dahulu mendapatkan pekerjaan dibanding driver dengan rating bintang yang buruk.

Hokeh… terlepas dari benar/salahnya pernyataan itu, tetap akan lebih baik jika kita mendapatkan rating bintang yang bagus.

Tips Bintang 5

Biasakan 3S, yaitu senyum, Salam, Sapa

Kalau istilah dari notifikasi yang diapatkan dari aplikasi driver taksi maupun ojek online, sikap yang ramah akan membuat konsumen menjadi loyal dalam menggunakan jasa mereka.

Kalau istilahnya sih, “bodo amat” konsumen bakalan loyal atau tidak pada driver ojek dan taksi online. Toh kita driver juga tidak dihargai dengan penetapan tarif dan insentif rendah. Betul? Sekiranya konsumen “lari” ke aplikasi tetangga, ya kita driver juga tinggal ikutan lari saja ke tetangga. Betul?

Tapi itu kan bahasa egoisnya… Sebagai seorang yang bekerja di bidang jasa transportasi, apa pun platform aplikasinya, kita tetap harus ramah pada konsumen.

Dengan keramahan kita pada konsumen, maka konsumen akan merasa puas dan pada akhirnya akan memberi penilaian yang bagus melalui rating bintang 5. Maka dari itu, biasakan Om Bro selalu menyapa konsumen pada saat naik kendaraan dan ucapkan terima kasih saat penumpang turun.

Misalnya, pada saat menjemput, Om Bro menyapa dengan menyebut nama pemesan sesuai aplikasi, “Selamat pagi, Pak Beni…”.

Maksudnya sih supaya jadi timbul keakraban…

Tapi perhatikan juga nama di aplikasinya… Biasanya kalau pemesan menggunakan smartphone iPhone, namanya juga “iPhohe”. Jangan sampai nanti Om Bro menyapa, “Selamat pagi, Bu ipon…”. Wkwkwkwk…!!

Biasakan untuk menghubungi penumpang sebelum menjemput

Hubungi penumpang untuk memastikan bahwa pesanan tersebut benar dan bukan order fiktif. Pastikan lokasi penjemputan sudah sesuai dengan titik lokasi di aplikasi. Beritahukan penumpang jika ada potensi kemacetan, untuk memastikan bahwa penumpang bersedia menunggu.

Kerugiannya, jika lokasi penjemputan tidak sesuai aplikasi tanpa ada komunikasi sebelumnya, maka Om Bro akan menghabiskan waktu dan bensin lebih banyak. Selain itu, jika penumpangnya “tidak sabaran”, nantinya berpotensi pesanan dibatalkan.

Tentu menyedihkan jika konsumen membatalkan pesanan saat kita tengah menuju lokasi penjemputan. Maka dari itu, maksimalkan fitur chat yang ada di aplikasi untuk berkomunikasi dengan penumpang. Atau jika chat aplikasi tengah ada trouble, Om Bro ya, harus rela sedikit mengorbankan pulsa untuk sms/menelfon pemesan.

Satu hal yang perlu di ingat, Om Bro… Bahwa management Grab (dan mungkin platform ojol yang lain juga) lebih mendengar keluhan konsumen ketimbang keluhan driver. So… seyogyanya kita baik-baik pada konsumen.

Biasakan berkendara dengan aman dan nyaman

Penumpang tentu tidak akan merasa nyaman jika Om Bro mengemudi secara ugal-ugalan. Jika penumpang merasa tidak aman dan nyaman, maka besar kemungkinan dia akan memberikan rating bintang yang buruk pada Om Bro sekalian.

Selalu patuhi peraturan lalu lintas dan sesuaikan kecepatan dengan kemampuan Om Bro dan kondisi motor. Jangan pacu kendaraan saat mesin belum dihidupkan.

Jiahaha…!! Kaga bakalan jalan itu motor…!! Gile lu Ndro…

Patuhi batas kecepatan sesuai dengan ukuran jalan

Kebijakan batas kecepatan kendaraan sudah ditetapkan dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 111 tahun 2015, yaitu, paling rendah 60 (enam puluh) km/jam dalam kondisi arus bebas dan paling tinggi 100 (seratus) km/jam untuk jalan bebas hambata.

Biasakan selalu memeriksa kondisi motor sebelum mulai bekerja dan biasakan servis rutin untuk menjaga performa motor

Pemeriksaan kendaraan hendaknya dilakukan secara menyeluruh sesering mungkin. Misalnya, pastikan kondisi ban dalam keadaan aman dan tidak bocor. Pastikan mesin dalam kondisi operasional yang baik dan lain-lain.

Performa motor yang dalam kondisi tidak baik tentu akan merugikan Om Bro sendiri. Salah-salah, Om Bro bisa mogok saat mengantarkan penumpang. Dan jika sudah seperti itu, tentu imbasnya pada ketidak puasan konsumen.

Jaga kebersihan dan kerapihan dalam berpakaian

Pastikan Om Bro/Sista tidak mengenakan baju tidur atau pun baju renang saat bekerja. Masalahnya, selain tidak sopan, Om Bro juga jadi mudah masuk angin karenanya. Wkwkwkk…!!

Om Bro…!! Kesan pertama yang akan tampak oleh konsumen adalah cara kita berpakaian. Konsumen tentunya akan merasa tidak aman dan nyaman saat kita menjemput, ternyata kita berpenampilan berantakan.

Benar, memang… kinerja kita tidak bergantung pada pakaian. Tapi, sekali lagi Mtb ingatkan, bahwa, Grab dan aplikator lainnya cenderung lebih memperhatikan keluhan penumpang ketimbang keluhan driver. Jika sampai penumpang memberi kita bintang 1 dengan ulasan yang “tidak enak”, ya, apa mau dikata?

Maka itu, biasakan berpakaian rapi. Kenakan celana panjang dan sepatu.

Selain mendukung penampilan, celana panjang dan sepatu juga membantu melindungi Om Bro dari potensi luka akibat kecelakaan.

Selalu jaga kebersihan helm untuk penumpang

Jika memungkinkan, buatlah helm penumpang selalu wangi. Jika pun tidak, minimalnya jangan sampai kotor dan bau.

Jika helm kotor dan bau, resikonya ya itu… rating bintang buruk karena kekecewaan konsumen.

Kemungkinan lain yang bisa terjadi akibat helm kotor dan bau adalah, penumpang akan menolak untuk mengenakan helm. Jika sudah seperti itu, selain resiko keamanan kepala, juga beresiko terkena tilang dari polisi lalu lintas yang tengah berjaga di jalan.

Bisa saja kita membela diri dengan mengatakan bahwa penumpangnya tidak mau menggunakan helm. Tapi dalam suatu pelanggaran lalu lintas, yang terkena tilang ya tetap saja pengemudinya, bukan penumpangnya. Betul?

Pastikan penumpang sudah memasukkan lokasi antar yang benar ke dalam aplikasi pemesanan

Selain lokasi jemput, lokasi antar pun harus benar. Maka itu Om Bro perlu menanyakannya pada konsumen saat menghubunginya sebelum menjemput. Atau bisa juga Om Bro konfirmasi pada pemesan saat penjemputan, sebelum penumpang naik ke kendaraan kita.

Salah satu resiko jika lokasi antar tidak tepat adalah kerugian waktu bagi Om Bro. Juga kerugian biaya jika titik antarnya lebih dekat dari lokasi yang sebenarnya.

Pahami rute tercepat saat menjemput atau pun mengantar penumpang

Perkara pemahaman rute terbaik/rute tercepat, Om Bro akan segera faham setelah terbiasa menjalankan pekerjaan ini. Namun bagi driver baru, jika sekira perlu, gunakanlah sistem navigasi yang tersedia di handphone Om Bro sekalian. Navigator tersebut akan mengarahkan Om Bro pada jalan utama atau pun jalan alternatif ketika lalu lintas macet.

Untuk driver Grab, pihak aplikator menyarankan aplikasi Waze sebagai navigator. Namun, jika Om Bro tidak terlalu suka Waze, boleh juga Om Bro mencoba aplikasi yang lain, semisal Google Maps.

Pastikan juga bahwa aplikasi navigasi yang Om Bro gunakan selalu pada versi terbaru.

Baca dan pahami jika ada catatan/notes dari pemesan

Ada kalanya konsumen juga memberikan catatan khusus pada saat memesan. Seperti, lokasi tepat penjemputan, misalnya di lobi, di halte, memberitahukan warna baju atau pun keterangan penting lainnya. Maka perhatikanlah jika ada catatan khusus seperti itu agar pekerjaan selesai dengan efektif dan efisien.

(motorisblog/tow)

 

Loading...