Pengemudi GrabCar Akui Kecurangan yang Dilakukan

Suasana demonstrasi para pengemudi GrabCar di depan Maspion Plaza, Pademangan, Jakarta Utara, Selasa (27/6/2017) siang. Para pengemudi itu berunjuk rasa karena akun mereka yang tiba-tiba diputus kemitraannya oleh pihak Grab pada Senin siang kemarin. (Sumber: Kompas.com)

Para pengemudi GrabCar mengakui adanya kecurangan yang mereka lakukan. Kecurangan dilakukan dengan mengabaikan order dari penumpang.

Seorang pengemudi GrabCar, Setyo, mengatakan, sistem yang diterapkan manajemen Grab mewajibkan pengemudi mengambil semua order yang masuk. Order tersebut kadang-kadang merugikan pengemudi sehingga mereka mengabaikannya. Namun Setyo mengatakan, dia tetap berusaha untuk tidak menurunkan performa demi mendapat bonus.

“Setiap order yang masuk harus kami ambil, padahal order itu merugikan kami karena kondisinya macet, harganya terlalu murah sehingga kami itu kadang diajak akal-akalan. Akal-akalan itu mendiamkan order tapi tidak menurunkan performanya,” ujar Setyo saat dihubungi, Rabu (28/6/2017).

Mereka tidak menolak tetapi mengabaikan orderan yang dianggap akan merugikan karena di satu sisi mereka tidak mau terlihatnya performanya menurun. Jika performa menurun, mereka tidak berhak dapat bonus.

“Kalau kami tidak terima (order), itu menurunkan performa sehingga kami tidak mendapatkan bonus,” kata Setyo.

Menurut Setyo, kebanyakan pengemudi melakukan hal yang sama agar mereka tidak rugi.

Pengemudi GrabCar lain, berinisial A, juga menyatakan hal serupa.

“Ada order masuk, misalnya jemputnya jauh, kami pikir daerah sana macet, kami enggak ambil. Jadi kami abaikan pekerjaan itu tapi performa kami enggak turun,” kata A secara terpisah.

Baca: Ricuh! Kantor Grab Didemo Driver Karena Kebijakannya Merugikan

Managing Director Grab Indonesia, Ridzki Kramadibrata, membenarkan adanya sistem tersebut. Performa pengemudi GrabCar akan menurun apabila tidak mengambil order dari penumpang.

“Kalau untuk orderan kan mereka (pengemudi) otomatis dapat dari sistem pada saat mereka mengambil. Jadi misalnya mereka menolak atau di-reject sama pihak customer-nya, itu berpengaruh terhadap performa mereka,” kata Ridzki saat dihubungi.

Sejumlah pengemudi GrabCar berunjuk rasa di depan kantor Grab Indonesia yang berlokasi di Maspion Plaza, Pademangan, Jakarta Utara, Selasa kemarin pagi hingga siang. Mereka memprotes akunnya sebagai mitra pengemudi GrabCar yang tiba-tiba di-suspend atau diputus kemitraannya oleh pihak Grab sejak Senin siang.

Ridzki menyebutkan langkah memutus hubungan kemitraan dengan sejumlah pengemudi  GrabCar sudah sesuai dengan prosedur. Ridzki menjelaskan, sebelum memutus hubungan kemitraan dengan ratusan pengemudi, tim khusus manajemen telah terlebih dahulu menyelidiki dugaan kecurangan tersebut.

“Kami sampaikan bahwa mitra pengemudi GrabCar yang diberhentikan sementara telah terbukti bersalah melakukan perbuatan curang yang melanggar kode etik mitra pengemudi Grab,” kata Ridzki melalui keterangan tertulis pada Selasa sore.

(kompas/tow)

Loading...