Mendinginkan Suasana, Pengemudi Taksi Online di Bandung Pilih Tiarap

PENGEMUDI taksi online di Bandung memilih mengandangkan mobilnya, menyusul munculnya imbauan agar mereka tidak beroperasi lebih dulu. Hasil pertemuan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dengan Wadah Aliansi Aspirasi Transportasi (WAAT) Jawa Barat salah satunya meminta taksi online tidak beroperasi sebelum terbitnya aturan baru

Humas Pengemudi Online Satu Komando (Posko) Jawa Barat Agi Ginanjar mengatakan, organisasinya yang menjadi wadah komunitas pengemudi kendaraan angkutan online meminta anggotanya untuk mengikuti imbauan gubernur untuk tidak beroperasi dulu menunggu terbitnya aturan yang dijanjikan pemerintah bakal rampung November ini.

“Asosiasi mengimbau, tiarap dulu deh. Kita menjauhi bentrok, kita cooling down dulu,” kata dia seperti dilansir tempo.co, Jumat (13/10/2017).

Agi mengatakan, Posko Jawa Barat yang merupakan gabungan perwakilan 80 komunitas pengemudi angkutan online, sudah berembuk jauh sebelum Dinas Perhubungan Jawa Barat mengumumkan hasil kesepakatan antara Gubernur dan WAAT itu. “Ketua komunitas kita kumpulkan, berembuk, akhirnya kita putuskan mengimbau, kita tiarap dulu,” kata dia.

Baca Juga :  Horeee, Naik Bandros Kini Bayarnya Bisa Pakai Go-Pay

Alasanya memilih mengikuti imbauan agar tidak beroperasi itu untuk mencegah suasana menjadi keruh sambil menunggu pemerintah menyelesaikan peraturan yang mengatur keberadaan angkutan online. “Kita menghindari terjadi bentrokan. Jangan sampai ada unsur kriminal juga di sana, dan akhirnya panas dan berpengaruh ke rekan lain. Aksi balasan juga kita hindari,” kata Agi.

Agi mengeluhkan sejumlah kabar hoax, yang diakuinya sempat membuat panas rekan-rekannya. “Capek juga menghadapi hoax ini. Beruntung jalur komunikasi kita sudah baik, saya sebagai perwakilan teman-teman dengan media juga cukup membantu. Cuma ini harus lebih ditingkatkan,” kata dia.

Baca:

Baca Juga :  Bukannya Beri Penjelasan ke Mitranya, Manajmen Grab di Palangkaraya Malah Lempar Tangan

Khusus mengahadapi kabar hoax ini, Posko Jabar memberikan ultimatum pada anggotanya agar jangan ikut-ikutan menyebar kabar tidak benar yang bisa membuat kisruh suasana. “Ini yang nyebarin (hoax), saya kasih sanksi,” kata Agi.

Tak sebatas itu, kop surat khusus juga disepakati untuk memastikan pengumuman yang diedarkan resmi dari organisasinya. “Kalau tidak berbentuk surat dan ada kopnya, itu tidak resmi,” kata Agi.

Agi mengatakan, salah satu kabar hoax yang beredar adalah adanya ajakan menggelar aksi balasan dari pengemudi online. Dia membantahnya.

Dia mengakui, memang ada rencana menggelar aksi, tapi bukan unjuk rasa. “Itu pun masih digodok aksinya berupa Solat Jumat bareng. Doa bersama. Itu juga masih dirembukin,” kata Agi.

Menurut Agi, pengemudi angkutan online berharap pemerintah secepatnya menerbitkan aturan taksi online. “Kami juga ingin tenang,” kata dia.

Baca Juga :  Driver GrabCar Rampok dan Sekap Penumpangnya, Tiga Pelaku Masih Buron

Sementara itu pelanggan taksi online kecewa dengan tindakan pemerintah yang mengimbau agar taksi online tak beroperasi. Mereka pun menyayangkan sikap pengusaha angkutan konvensional yang cenderung memaksakan kehendaknya.

“Tak semua sopir atau pengusaha angkot setuju dengan adanya aksi mogok karena mereka menyadari penumpang angkot cenderung turun sebelum adanya taksi online. Kalau taksi konvensional mungkin iya berdampak, tapi kalau angkot, ya memang dari sejak dulu sudah sepi penumpang. Itu akibat orang dengan mudah mendapatkan alat transportasi,” ujar Nia (36), karyawan sebuah perusahaan swasta.

Menurutnya, taksi online maupun angkutan umum memiliki pangsa pasarnya sendiri. “Ya kalau mau cepet, pakai yang online. Kalau lagi santai, ya pake angkot, biar murah. Biasanya orang seperti itu,” ujarnya.

(galamedianews/tow)

 

Loading...