Jadi Pesaing Uber, Ola Perusahaan Taksi Online Asal India Mulai Beroperasi di Inggris

Perusahaan transportasi online asal India yakni Ola mulai beroperasi di Inggris pada hari Senin, (20/8/2018) untuk menjadi pesaing bagi Uber yang telah hadir lebih dulu. Kini Ola mulai merambah ke Wales, ketika sebelumnya meluncur di Cardiff, Newport dan Vale of Glamorgan hingga lsngung direspons oleh pengemudi taksi lokal yang mengkhawatirkan perizinan serta keamannan.

Seperti dilansir BBC hari ini, bos Ola Inggris, Ben Legg mengatakan, perusahaannya akan membayar lebih banyak uang kepada pengemudi daripada Uber dan bakal lebih fokus kepada keselamatan penumpang. Ola yang didirikan pada 2011 silam, sebelumnya telah beroperasi di dunia setelah Australia, India serta kini Inggris menjadi negara ketiga.

Pihak perusahaan mengungkapkan bakal memperluas jaringan mereka di Inggris hingga pada akhir 2018. Ola, yang memiliki 125 juta pelanggan di 110 kota seluruh dunia, mengatakan bakal menjadi satu-satunya aplikasi transportasi online yang hadir di Selatan Wales untuk menawarkan pilihan bagi pelanggan antara kendaraan pribadi dan taksi hitam di satu platform.

Baca Juga :  Wakil DPRD Sulsel Turut Memeriahkan Go-Food Festival di Lapangan Karebosi, Begini Pesannya

Direktur Pelaksana Inggris Legg mengklaim perusahaan akan membayar lebih banyak uang kepada pengemudi, ditambah menawarkan pekerjaan kepada pengemudi taksi berlisensi, memberikan keselamatan yang jauh lebih baik dan lebih banyak bekerja sama dengan pemerintah setempat.

Di sisi lain rival mereka, Uber dalam pengadilan awal tahun ini mengatakan di depan pengadilan bahwa mereka menerima keputusan bahwa lisensi operasi London tidak boleh diperbarui pada 2017. Tetapi mereka mengutarakan telah ada beberapa perubahan sejak saat itu.

Kekhawatiran tentang Uber memicu seruan untuk memperkuat standar yang mengatur sektor ini di Wales pada bulan Oktober. Legg mengutarakan, aplikasi Ola memiliki fitur yang memungkinkan penumpang untuk mengingatkan polisi dan orang yang dicintai dengan satu sentuhan tombol.

Baca Juga :  Dibanjiri Kritikan, Uber Akan Hapus Fitur Buntuti Penumpang

“Pendekatan kami sangat terfokus agar penumpang merasa aman. Jika ada yang tidak beres, hal itu dapat dikurangi dan diselesaikan dengan cepat,” terang Legg yang menambahkan bahwa 20% pengemudi telah mengantongi lisensi.

Meskipun para pengemudi diingatkan untuk beristirahat setiap dua jam, Legg mengakui bahwa karena para pengemudi adalah wiraswasta, ini hanyalah sebuah rekomendasi tegas.

Langkah ini merupakan tantangan serius pertama di Inggris untuk aplikasi yang terkemuka di pasar taksi, Uber, yang didirikan dua tahun lebih awal dari Ola, memiliki tiga juta pengemudi dan beroperasi di 600 kota di 65 negara. Tetapi beberapa pengemudi taksi mendesak agar ada kehatian-hatian karena pengemudi bekerja di luar daerah yang mereka kenal.

Baca Juga :  Kerjasama Dengan Inkopol, PPO Lampung Usahakan Taksi Online Masuk Bandara

“Pengemudi akan muncul di bagian selatan Wales yang tidak mereka ketahui,” kata Mike Moore, pemilik Taksi A2B di Vale of Glamorgan. Sementara Moore menambahkan: “Saya khawatir tentang pemeriksaan yang akan dilakukan-bagaimana mereka tahu bahwa pengemudi yang mengemudikan kendaraan itu? Bagaimana mereka tahu adalah kendaraan itu?”

Sedangkan Serikat Pengemudi Profesional Cardiff, Paul O’Hara mengatakan bahwa meskipun Uber telah “meningkatkan standar” layanan pelanggan di industri, teknologi ini bukan hal baru.

“Pekerja sewaan dari pihak swasta telah menjadi bisnis yang disegani di sini sejak lama. Uber dan Ola telah lama berpikir mereka memiliki teknologi baru, tetapi perusahaan lokal telah menjalankan aplikasinya sebelum Uber dan Ola,” terangnya.

(sindonews/tow)

Loading...