Jadi Driver Jempolan, 3 Tahun Suami Tak Tahu Mpok Fika Jadi Driver Ojol

Sosok Mpok Fika Chasasmeta driver ojol sebagai pelopor pemersatu kawan-kawan tuli pada Rabu (6/11/2019).

Pengendara perempuan ojek dalam jaringan (daring) Mpok Fika (37) terpilih menjadi driver jempolan lantaran perjuangannya yang inspiratif sebagai pelopor pemersatu ojek daring tuli.

Namun, di balik kisahnya itu, sang suami sebenarnya tak tahu menahu pekerjaan Mpok Fika sebagai ojek daring yang telah dilakoni sejak 2017.

Sebab, suami Mpok Fika ikut ayahnya meneruskan usaha martabak di lain tempat.

Sang suami awalnya keberatan bila Mpok Fika bekerja membanting tulang.

“Dari awal pun (sejak 2017) suami saya enggak tahu kalau saya nge-Gojek. Jangan sampai suami saya tahu,” ungkapnya kepada TribunJakarta.com pada Rabu (6/11/2019).

Lambat laun, ia berterus terang mengenai pekerjaannya kepada sang suami.

Mpok Fika pun mengajak suaminya ke sebuah acara yang diselenggarakan pihak Gojek.

“Saya berdoanya begini, kalau pun suami saya nanti tahu pekerjaan saya di Gojek dikasih tahunya dengan cara yang baik. Terkabul akhirnya saya diundang untuk mendapatkan penghargaan, dia terharu,” bebernya.

Kisah Mpok Fika, sang Pemersatu Rekan Ojek Daring Tuli

Sosok Mpok Fika Chasasmeta driver ojol sebagai pelopor pemersatu kawan-kawan tuli pada Rabu (6/11/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Berangkat dari niat baik membantu rekan sesama ojek dalam jaringan (daring) yang terkena suspend, Mpok Fika (37) kini mampu membina puluhan ojek daring tuli di dalam sebuah grup chatting.

Tujuannya, Ia dan sejumlah pengendara ojek lainnya menjadi penyambung lidah antara pengendara ojek daring tuli dengan pembeli maupun penjual yang tengah melakukan pengiriman barang lewat aplikasi.

Kisah itu bermula kala sebuah grup sesama ojek daring membutuhkan bantuan untuk mengarahkan seorang pengendara ojek daring tuli yang terkena suspend.

Pengendara bernama Hamdan meminta pertolongan agar status suspend bisa dibuka kembali akibat bermasalah dengan pelanggan.

Kebetulan, Mpok Fika memiliki banyak waktu lantaran tak sedang mencari penumpang.

“Ditanya sama temen, ada yang bisa bantu enggak buka suspend? Saya bilang udah gue aja. Dia bilang, tuna rungu loh mpok? Yaudah memang kenapa kata saya begitu,” cerita Mpok Fika kepada TribunJakarta.com pada Rabu (6/11/2019).

Sebelumnya, Mpok Fika sudah pernah berinteraksi dengan pamannya yang menyandang tuna rungu.

Dengan pamannya, ia berkomunikasi lewat tulisan di buku.

Karena sering berinteraksi lewat ponsel, Mpok Fika pun berencana akan menggunakannya untuk berkomunikasi dengan Hamdan.

“Niat saya cuma bantu dia ke kantor Gojek di Kemang. Saat itu, fasilitasnya belum ramah bagi penyandang tuna rungu,” ungkapnya.

Mpok Fika kemudian membantu Hamdan menyelesaikan masalah dengan pelanggan yang salah paham.

Pelanggan itu komplen lantaran barang yang dikirim Hamdan tak kunjung datang.

Pasalnya, karena keterbatasan pendengaran, Hamdan salah menitipkan barang kiriman itu ke salah seorang karyawan.

“Masalahnya itu salah menitipkan barang. Tempatnya di Kemayoran. Seharusnya di lantai dua tapi dikasih ke lantai lima. Ngasihnya juga ke karyawan. Enggak semua orang kan juga paham omongan dia,” lanjutnya.

Mpok Fika mendampingi Hamdan untuk menyelesaikan masalah dengan pelanggan itu.

Dari kantor Gojek di Kemang menuju Kemayoran kemudian kembali lagi ke Kemang.

Ia kemudian menjelaskan kepada pihak kantor Gojek bahwa Hamdan telah mengantarkan paket itu.

Sementara karyawan itu sepakat dengan Mpok Fika dan Hamdan yang akan mengganti barang hilang itu.

Akhirnya, pihak Gojek kembali membuka status suspend di akun Hamdan.

Bikin Grup untuk Pengendara Ojek Daring Tuli

Selepas kejadian itu, Hamdan menceritakan kepada Mpok Fika melalui gerak bibir bahwa banyak sekali pengendara ojek daring tuli.

Sebagian besar dari mereka kesulitan untuk berkomunikasi dengan pembeli maupun penjual.

Masalahnya tak jauh berbeda dengan apa yang menimpa Hamdan.

Mendengar cerita itu, Mpok Fika pun memasukkan Hamdan ke sebuah grup percakapan.

Di dalamnya ada beberapa pengendara ojek daring.

“Saya masukkan Hamdan ke grup jadi admin bernama Squat Fighter di sana campur sama pengendara ojek lainnya. Hamdan masukkan kawan-kawan tuli ke sana,” jelasnya.

Namun, bukan berarti pengendara ojek daring bisa diajak kerja sama untuk membantu kawan-kawan tuli.

Malahan, lanjut Mpok Fika, ada beberapa anggota yang tak serius membantu mereka saat meminta untuk menghubungi nomor pelanggan.

“Kan kawan-kawan tuli kalau minta tolong screen shot orderan kemudian ditelpon sama driver lainnya tapi enggak ditelpon. Dibercandain. Akhirnya saya putuskan saya keluarkan satu-satu yang enggak mau bantu,” lanjutnya.

Mpok Fika memilih orang-orang tertentu yang memang mau membantu kawan-kawan tuli.

Total, sekira 10 ojek daring yang membantu kawan-kawan tuli untuk dihubungkan ke pembeli ataupun penjual.

Di dalam grup itu, Mpok Fika kini menaungi sebanyak 80 pengendara ojek daring untuk membantu berkomunikasi.

Jadi Driver Jempolan

Sosok Mpok Fika Chasasmeta driver ojol sebagai pelopor pemersatu kawan-kawan tuli pada Rabu (6/11/2019). (TRIBUNJAKARTA.COM/SATRIO SARWO TRENGGINAS)

Mpok Fika pun diberikan penghargaan oleh Gojek lantaran apa yang telah ia lakukan dengan kawan-kawan tuli.

Ia telah menerima sebanyak dua kali penghargaan sebagai driver jempolan berupa pin yang kini terpasang di rompi hitamnya.

“Saya diberikan penghargaan karena telah menyatukan teman-teman tuna rungu. Kemudian saya ikut bina juga karena mereka juga sangat tergantung. Tanpa ada penyambung sulit mereka untuk berkomunikasi,” lanjutnya.

Mpok Fika juga sering diundang ke beberapa acara oleh pihak Gojek lantaran sosoknya inspiratif.

Puluhan kawan-kawan tuli itu kini tergabung ke dalam komunitas Elite Squad Fighter.

“Saya pikir yaudah lah kita bantu, kita hidup buat apa sih? Kita kan enggak tahu dosa-dosa kita kemarin, Siapa tahu kita tebarkan kebaikan sebagai penggantinya,” pungkasnya.

(tribunjakarta/transonlinewatch)

Loading...