Demi Berbagi Rejeki, Awak Angkutan Umum Tawarkan Ini ke Ojek Online

Demonstrasi sopir angkot dan ojek pangkalan di Jalan Ngesrep Raya, Kelurahan Srondol Wetan, Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, tak sekadar unjuk rasa.

Aksi itu, Kamis (24/5/2017), mengeluhkan keberadaan pemilik ojek dan taksi online yang sering mangkal di kawasan kampus Universitas Diponegoro (Undip), Tembalang.

Awak angkutan umum yang tergabung dalam Paguyuban Mitra Mandiri itu merasa pendapatan terus merosot drastis sejak transportasi online beroperasi.

Namun, para pengunjuk rasa juga menawarkan solusi yang dianggap bisa menguntungkan semua pihak.

Mereka meminta para pemilik transportasi online berbagi rejeki dengan sopir angkot dan ojek pangkalan.

Caranya dengan menurunkan penumpang di luar area kampus.

“Nah, mentoknya diturunin di bundaran. Nanti masuk ke kampus, kami yang angkut. Itu solusi berbagi rezeki,” terang seorang peserta unjuk rasa, Bintoro.

Baca: Pendapatannya Menurun Drastis, Sopir Angkot di Undip Protes Ojek Online

Menuurut Bintoro, keberadaan transportasi online yang mangkal di kampus membuat pendapatan dia berkurang drastis. Bahkan kadang tak mendapatkan uang.

“Dulu kami bisa bawa pulang Rp 100 ribu. Sekarang paling bagus Rp 25 ribu. Bahkan tidak dapat sama sekali,” terang sopir angkot ini.

Bintoro mengatakan anggota paguyuban tak mempermasalahkan transportasi online mengambil dan menurunkan penumpang di area kampus.

Namun, Paguyuban Mitra Mandiri tak ingin pemilik transportasi online mangkal atau nongkrong di sekitar kampus.

“Yang saya tahu, Undip sebenarnya juga melarang dan tak memperbolehkan transportasi online mangkal di wilayah kampus,” ujar Bintoro.

Meski peringatan itu disampaikan berkali-kali, dalam kenyataannya banyak pengendara transportasi online mangkal.

“Saking banyaknya, pihak kampus jadi kewalahan. Transportasi online ini rata-rata mangkal di setiap fakultas di dalam kompleks Undip,” tuturnya.

(tribun/tow)

Loading...