Bersama Go-Jek, Perekonomian Hariyanto Jauh Lebih Baik

Sejak dua tahun lalu bergabung dengan Gojek, perekonomian keluarga Eko Hariyanto semakin baik. Kebutuhan harian keluarganya tercukupi. Bahkan, bila biasanya tidak bisa menabung, kini sudah memiliki sejumlah uang di tabungannya.

Kebutuhan anak, terutama sekolah dan susu juga terpenuhi. Anak pertamanya kini kelas 11 SMA. Sedangkan anak keduanya duduk di bangku kelas 4 SD. Adapun anak ketiganya masih balita berumur 3,5 tahun. Kini, dia tidak perlu bingung bagaimana menyediakan uang jajan bagi anak-anaknya.

”Rata-rata, dalam sehari bisa mendapatkan Rp 200 ribu. Itu belum yang masuk di tabungan saat pelanggan membayar menggunakan aplikasi. Jadi kehidupan sehari-hari terpenuhi, tetapi juga masih bisa menabung. Dengan ikut gojek, perekonomian membaik,” tambah Eko Hariyanto.

Baca Juga :  MRT Bakal Bersaing dengan Taksi dan Ojek Online

Bergabung Gojek, dia juga aktif dalam berorganisasi. Salah satunya dengan ikut komunitas Go-Split (GO-JEK Semarang Peduli Sesama). Ini merupakan gerakan antar-komunitas yang bergerak di bidang sosial. Komunitas itu merangkul lebih dari 100 mitra GO-JEK dengan visi untuk menjalankan berbagai kegiatan kemanusiaan bagi masyarakat sekitar. Wilayah cakupannya Semarang, Ygyakarta dan Brebes.

”Kegiatan GO-Split ditujukan untuk meringankan beban keluarga mitra dan warga pada umumnya. Anggota mengkoordinasikan berbagai jenis bantuan kemanusiaan seperti untuk anak-anak penderita hydrocephalus, korban kecelakaan yang memerlukan amputasi, santunan bagi anak yatim melalui inisiatif Go-jek,” ujarnya.

Awalnya, dia bekerja sebagai buruh pabrik. Namun karena bangkrut, karyawan dirumahkan, dia pun bekerja serabutan. Kadang-kadang ikut tetangga menjadi kuli bangunan, di lain kesempatan ikut membantu memasang instalasi listrik. Jangankan pendapatan sebulan, pendapatan perhari pun tidak tentu.

Baca Juga :  Acara Kopdar Akbar "Sayonara Uber" Tiba- tiba Didatangi Sekumpulan Driver Go-Jek

Pendapatan sang istri yang membuka penjaitan di rumah juga tidak tentu. Di rumahnya yang berada di Bangetayu Wetan, Genuk, sang istri hanya bekerja bila ada order dari orang lain, seperti membuat masker dan semacamnya. Di sisi lain, Eko juga harus memenuhi kebutuhan tiga anaknya.

”Dulu, saya bekerja di pabrik. Namun karena pabrik bangkrut seluruh karyawan di rumahnya. Sejak saat itu saya bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” ujar Eko Hariyanto.

Namun, sejak dirinya bergabung dengan Gojek, perekonomian membaik.

(suaramerdeka/tow)

Loading...