Beroperasi di Sragen, Warga Penasaran dengan Go-Jek

Jasa transportasi ojek online merambah ke Bumi Sukowati. Ojek online berbasis aplikasi Gojek beroperasi di Sragen sejak sebelum Lebaran lalu namun animo masyarakat Sragen belum begitu tinggi.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen berharap pemerintah pusat segera menerbitkan regulasi tentang ojek online tersebut.

Seorang driver Gojek asal Cantel, Sragen Kulon, Bayu, saat dihubungi, Selasa (8/8/2017), mengatakan operasional Gojek di Sragen sudah sejak Bulan Puasa lalu. Bayu menilai warga Sragen cukup penasaran dengan Gojek.

“Sebenarnya driver Gojek asal Sragen banyak tetapi mereka beroperasi di wilayah Solo. Saya sendiri pada awalnya juga penempatan di Solo. Baru sebelum puasa itu mulai beroperasi di Sragen. Sekarang jumlah driver Gojek yang beroperasi di Sragen 15-20 orang saja,” ujarnya.

Penghasilan dari driver Gojek bagi Bayu disesuaikan dengan jumlah orderan. Kalau ramai, Bayu bisa mendapat pendapatan kotor Rp100.000 per hari tetapi kalau sepi hanya Rp50.000 per hari.

“Selama ini, kami melakukan pendekatan dengan para tukang ojek yang biasa mangkal di Pilangsari, Pungkruk, Nglangon, dan Stasiun Kereta Api Sragen. Kalau ada yang order di sekitar pangkalan ojek ya lebih baik mengalah,” tuturnya.

Baca:

Kasi Angkutan Dinas Perhubungan (Dishub) Sragen Bintoro Setyadi pun mengamati operasional Gojek di Sragen yang belum begitu pesat. Bagi Bintoro yang penting pelayanan ojek online itu jangan sampai menganggu angkutan umum yang resmi dan bisa kompetitif dengan jasa angkutan lainnya.

“Saya kira di sejumlah kabupaten/kota lainnya masish menunggu regulasi dari pemerintah pusat tentang pelayanan ojek online itu. Selama ini belum ada regulasi yang mengatur tentang ojek online apalagi berbasis aplikasi. Kalau tidak salah ada semacam penertiban dan pengaturan tentang ojek online itu,” imbuh dia.

(solopos/tow)

Loading...